Depresi dan Kesehatan Mental
Oversleeping dianggap sebagai gejala yang berpotensi menyebabkan depresi. Orang dengan jangka waktu tidur yang lebih panjang juga lebih cenderung memiliki persisten depresi dibandingkan dengan mereka yang tidur dengan waktu normal. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak tampaknya meningkatkan heritabilitas genetik gejala depresi dibandingkan dengan waktu tidur yang normal.
Peningkatan Faktor Perdangan
Peradangan kronis dalam tubuh terikat dengan peningkatan risiko diabetes segala sesuatu dari penyakit jantung dan penyakit Alzheimer. Faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, obesitas, dan infeksi berkepanjangan dapat berkontribusi untuk menyebabkan peradangan, dan mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur juga mungkin bisa menjadi salah satunya.
Peradangan dalam tubuh diukur dengan tingkat Sitokin (disebut juga dengan protein C-Reaktif atau CRP). Dua buah penelitian sebelumnya juga sudah menembukan hubungan antara peradangan dan tidur dengan hasil waktu tidur yang lebih lama yang dilakukann oleh perempuan memiliki tingkat CRP 44% lebih tinggi dengan wanita yang tidur pada waktu tujuh jam. Penelitian lainnya menemukan bahwa kadar CRP meningkat sebesar 8% untuk setiap jam tambahan di luar waktu normal (7-8 jam), disesuaikan dengan massa tubuh, usia dan apnea tidur.
Meningkatkan rasa sakit/nyeri
Penelitian menujukkan bahwa dalam beberapa kasus memiliki waktu tidur yang lebih banyak dapat memperburuk suatu gejala. Sakit punggung akan menjadi lebih buruk ketika kita hanya memiliki kegiatan yang sedikit atau terlalu banyak menghabiskan waktu di atas kasur.
Tidur dalam posisi un-ergonomis atau menggunakan kasur tua atau yang tidak cocok juga dapat memperburuk sakit punggung. Oversleeping juga terkait dengan tingkat lebih tinggi menyebabkan sakit kepala.
Kesuburan terganggu
Sebuah studi dari wanita Korea yang menjalani terapi fertilisasi menemukan bahwa wanita yang tidur mulai dari tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil. The Moderat Sleepers memiliki tingkat kehamilan yang lebih tinggi (53%) dibandingkan dengan mereka yang hanya tidur selama enam jam atau kurang (46%) dan begitu pula dengan mereka yang tidur selama sembilan hingga sebelas jam (43%). Penulis penelitian juga memperkirakan bahwa tidur di luar waktu normal dapat mempengaruhi hormon dan siklus sikadian yang dapat merusak kesuburan.
baca juga : 10 Hal yang Baik dilakukan Sebelum Tidur
Penyesuaian Glukosa Terganggu
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR