Kita sering mendengar tentang bahayaa nyata dari waktu tidur yang terlalu sedikit, namun di sisi lain, tidur terlalu banyak juga ternyata memiliki beberapa risiko.
Para peneliti selalu menemukan perkembangan-perkembangan yang cukup pesat di dalam penelitian pengaruh waktu tidur dan bagaimana tidur dapat mempengaruhi tubuh dan pikiran kita. Hal ini diketahui bahwa tidur adalah saat yang tepat untuk tubuh kita memperbaiki dirinya sendiri, dan mendapatkan waktu tidur yang terlalu sedikit akan menyebabkan seluruh masalah kesehatan di tubuh kita.
Jadi apakah dengan waktu tidur yang lebih banyak dapat semakin menyehatkan kita ? Tidak secepat itu, kata beberapa peneliti. Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa menghabiskan jumlah waktu tidur yang lebih banyak juga dapat dihubungkan dengan beberapa bahaya kesehatan.
Apakah Kita Tidur Terlalu Banyak ?
Standard waktu tidur yang dianjurkan adalah selama delapan jam, dan angka itu juga merupakan patokan waktu tidur yang baik. Ulasan baru-baru ini dari sebuah penelitian oleh para ahli dari National Sleep Foundation mengatakan bahwa waktu selama tujuh hingga sembilan jam adalah waktu yang normal dan sehat bagi kebanyakan orang dengan kisaran usia dewasa antara 18 hingga 64 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa tujuh jam adalah waktu yang baik untuk seseorang mendapatkan tidur, menurut Profesor Shawn Youngstedt yang mengatakan kepada Wall Street Journal dari Arizona State University .
Penelitian lain juga mengaitkan tujuh jam waktu istirahat dengan hal-hal seperti umur panjang dan kesehatan otak yang lebih baik. Namun, dalam sebagian besar studi dan bagi sebagian besar ahli, lebih dari sembilan jam dianggap jumlah yang berlebihan untuk orang dewasa tidur.
baca juga : Alasan Mengapa si Kecil Tidak Tidur Nyenyak dan Cara Mengatasinya
Dampak Kesehatan Oversleeping
Beberapa peneliti belakangan ini sedang sibuk dengan mencari tahu bagaimana perbedaan kebiasaan dapat dihubungkan dengan kesehatan fisik dan mental. Para peneliti menghubungkan kebiasaan tidur dengan waktu yang lebih lama dengan:
> Gangguan Kognitif
> Depresi
> Peningkatan radang
> Peningkatan rasa sakit
> Gangguan Kesuburan
> Risiko Obesitas yang lebih tinggi
> Risiko penyakit jantung lebih tinggi
> Risiko Diabetes lebih tinggi
> Risiko Stroke lebih tinggi
Gangguan fungsi otak dan kesehatan Mental
Tidur mempunyai peran penting dalam otak, untuk membersihkan otak, menyeimbangkan neurotransmitter dan proses mengingat pada saat tidur dan sisanya mungkin memiliki efek terhadap suasana hati dan kesehatan mental.
Sebuah penelitian lain juga menunjukkan bahwa tidur dalam waktu yang singkat atau terlalu banyak dapat dikatikan dengan peningkatan faktor risiko penyakit Alzhemer dan penelitian di Spanyol juga menemukan bahwa tidur yang lama akan meningkatkan risiko mengembangkan demensia.
Depresi dan Kesehatan Mental
Oversleeping dianggap sebagai gejala yang berpotensi menyebabkan depresi. Orang dengan jangka waktu tidur yang lebih panjang juga lebih cenderung memiliki persisten depresi dibandingkan dengan mereka yang tidur dengan waktu normal. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak tampaknya meningkatkan heritabilitas genetik gejala depresi dibandingkan dengan waktu tidur yang normal.
Peningkatan Faktor Perdangan
Peradangan kronis dalam tubuh terikat dengan peningkatan risiko diabetes segala sesuatu dari penyakit jantung dan penyakit Alzheimer. Faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, obesitas, dan infeksi berkepanjangan dapat berkontribusi untuk menyebabkan peradangan, dan mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur juga mungkin bisa menjadi salah satunya.
Peradangan dalam tubuh diukur dengan tingkat Sitokin (disebut juga dengan protein C-Reaktif atau CRP). Dua buah penelitian sebelumnya juga sudah menembukan hubungan antara peradangan dan tidur dengan hasil waktu tidur yang lebih lama yang dilakukann oleh perempuan memiliki tingkat CRP 44% lebih tinggi dengan wanita yang tidur pada waktu tujuh jam. Penelitian lainnya menemukan bahwa kadar CRP meningkat sebesar 8% untuk setiap jam tambahan di luar waktu normal (7-8 jam), disesuaikan dengan massa tubuh, usia dan apnea tidur.
Meningkatkan rasa sakit/nyeri
Penelitian menujukkan bahwa dalam beberapa kasus memiliki waktu tidur yang lebih banyak dapat memperburuk suatu gejala. Sakit punggung akan menjadi lebih buruk ketika kita hanya memiliki kegiatan yang sedikit atau terlalu banyak menghabiskan waktu di atas kasur.
Tidur dalam posisi un-ergonomis atau menggunakan kasur tua atau yang tidak cocok juga dapat memperburuk sakit punggung. Oversleeping juga terkait dengan tingkat lebih tinggi menyebabkan sakit kepala.
Kesuburan terganggu
Sebuah studi dari wanita Korea yang menjalani terapi fertilisasi menemukan bahwa wanita yang tidur mulai dari tujuh hingga delapan jam memiliki peluang terbaik untuk hamil. The Moderat Sleepers memiliki tingkat kehamilan yang lebih tinggi (53%) dibandingkan dengan mereka yang hanya tidur selama enam jam atau kurang (46%) dan begitu pula dengan mereka yang tidur selama sembilan hingga sebelas jam (43%). Penulis penelitian juga memperkirakan bahwa tidur di luar waktu normal dapat mempengaruhi hormon dan siklus sikadian yang dapat merusak kesuburan.
baca juga : 10 Hal yang Baik dilakukan Sebelum Tidur
Penyesuaian Glukosa Terganggu
Penyesuaian glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula, dan terganggunya penyesuaian glukosa memiliki kaitan dengan resistensi insulin dan merupakan faktor risiko untuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Sebuah penelitian di Kanada melihat kebiasaan gaya hidup dari 276 orang lebih dari enam tahun, menemukan bahwa orang dengan jangka waktu tidur panjang dan pendek lebih cenderung mengembangkan gangguan penyesuaian glukosa dan diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidur normal (20% vs 7%). Sebuah tinjauan baru-baru ini dalam studi diabetes dan tidur menemukan hubungan yang konsisten antara peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan tidur pendek dan jangka panjang juga.
Peningkatan Berat Badan
Menggunakan data yang sama dengan enam tahun penelitian di Kanada sebelumnya, peneliti juga menemukan hubungan antara berat badan dan tidur. Pendek dan panjang waktu tidur keduanya mengalami kenaikkan berat badan lebih berat daripada orang-orang dengan tidur normal selama periode enam tahun (1,98 kg dan 1,58 kg), dan lebih mungkin untuk mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
Risiko Penyakit Jantung lebih tinggi
Menggunakan informasi dari National Health and Nutrition Examination Survey (NAHNES), peneliti mengairkan waktu tidur lebih sedikit dan lama dengan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dan stroke. Studi ini menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari delapan jam per malam dua kali lebih mungkin untuk memiliki angina (nyeri dada yang disebabkan oleh aliran darah yang berkurang) dan 10% lebih mungkin untuk memiliki penyakit jantung koroner.
Analisis data dari Nurses \'Health Study, yang melibatkan lebih dari 71.000 wanita paruh baya, juga menemukan hubungan antara waktu tidur dan kesehatan jantung. Dibandingkan dengan yang normal delapan jam tidur, wanita yang tidur selama sembilan sampai 11 jam per malam adalah 38% lebih mungkin untuk memiliki penyakit jantung koroner.
Baca Juga : 5 Kebiasaan Buruk yang Membahayakan Kesehatan Jantung
Risiko Stroke yang lebih tinggi
Sebuah studi terbaru dari University of Cambridge peneliti melihat data dari sekitar 9700 orang Eropa selama 11 tahun. Orang-orang yang tidur lebih dari delapan jam berada 46% lebih mungkin mengalami stroke selama masa studi.
Orang-orang yang durasi tidur lebih lama memiliki risiko empat kali lebih tinggi terkena stroke daripada wakti tidur yang konsisten, menunjukkan bahwa tidur lebih lama bisa menjadi gejala penting atau peringatan tanda risiko stroke.
Data dari survei NHANES sebelumnya juga menemukan hubungan signifikan yang ditemukan antara tidur panjang dan risiko stroke. Orang-orang yang tidur lebih dari delapan jam memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena stroke daripada orang yang tidur enam sampai delapan jam. Orang-orang yang tidur lebih dari delapan jam dan yang juga memiliki rasa kantuk pada siang hari memiliki risiko stroke 90% lebih tinggi dibandingkan dengan tidur normal.
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR