Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan akan bersikap tegas terhadap seluruh perusahaan over the top (OTT), seperti Google, Facebook, dan Twitter di Indonesia.
Ketiga perusahaan teknologi asal AS tersebut diminta menjadi Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.
Jika menolak, situs video YouTube milik Google, Instagram dan WhatsApp milik Facebook, dan layananmicroblogging Twitter bisa saja diblokir oleh pemerintah.
"Kalau mereka nggak membuat BUT, nah kita mesti ada pinalti. Itu nanti akan proses konsultasi publik dulu (untuk aturannya). Kalau soal blokir ya bisa saja diblokir," kata Rudiantara seperti dikutip Nextren dariKompasTekno, Kamis (25/2/2016).
(Baca juga: Zuckerberg: "Virtual Reality" Akan Menjadi Masa Depan Internet)
"Jangan berpikiran blokir ini masalah kontennya. Kalaupun nanti diblok, bukan soal itu. Ini masalah keberadaan mereka, presensi mereka sebagai BUT," imbuhnya.
Kewajiban BUT berarti OTT mesti memiliki izin legalitas untuk beroperasi di Indonesia. Dengan menjadi BUT, ketiga perusahaan juga harus tunduk kepada Undang-undang yang berlaku di Indonesia, seperti harus memiliki kantor dan ada karyawannya di Indonesia.
Selain itu, sebuah BUT juga wajib tunduk terhadap Undang-undang Perpajakan. Artinya, setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan asing di Indonesia akan dikenai pajak.
(Baca juga: Fitur Baru, Timeline Twitter Jadi Mirip Facebook)
Rudiantara mengatakan mekanismenya tak harus dengan membuat kantor sendiri, tapi bisa saja dengan cara joint venture dengan perusahaan lokal atau melalui kerja sama dengan operator telekomunikasi.
Dengan adanya BUT segala pemasukan yang diperoleh dari operasional mereka di Indonesia itu akan jadi objek pajak. Pemerintah juga bisa lebih leluasa mengatur atau melindungi pengguna layanan di Indonesia.
(Baca juga: Inikah Senja Kala Twitter?)
Saat ini aturan terkait OTT tersebut masih digodok. Pemerintah berencana untuk mengeluarkan aturan tersebut bulan depan.
"Perkiraannya kita akan keluarkan aturan akhir Maret. Tapi akan ada masa transisi. Kan kita gak bisa juga begitu keluar langsung minta besok jadi,"
Saat ini beberapa OTT, seperti Google atau Twitter baru memiliki representative office saja di Indonesia. Selain itu ada juga OTT yang sudah beroperasi di Tanah Air namun transaksi masih dicatat di Singapura.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR