Lee Sedol mengukuhkan dirinya sebagai pemain dunia dengan kemenangan pertama melawan program kecerdasan buatan Google, AlphaGo. (Baca : Superhuman, Kemampuan Mencari Keberedaan Lokasi Gambar ala Google)
Grandmaster asal Korea Selatan, Lee Sedol mengalahkan AlphaGo di Seoul pada game ke-empat dari lima seri terbaik yang melibatkan permainan Cina kuno. Program komputer merebut hadiah $ 1.000.000 setelah Lee kehilangan game ketiga dalam pertandingan yang digelar Sabtu (12/3).
Lee (33) yang telah memenangkan 18 gelar Go internasional disambut dengan tepuk tangan meriah saat ia tiba untuk konferensi pers pasca pertandingan. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum pernah diselamati, dan baru kali ini karena memenangkan satu pertandingan.
Lee menjadi jauh lebih serius Sabtu setelah kehilangan pertandingan ketiga, ia meminta maaf elah salah menilai kemampuan program komputer.
Kekalahan berharga
Demis Hassabis, kepala tim DeepMind Google yang mengembangkan AlphaGo, mengatakan bahwa kemenangan Lee hari Minggu lalu merupakan sesuatu yang berharga bagi mereka. Kekalahan AlphaGo ini, nantinya dapat membantu mencari tahu keterbatasan program.
Go, yang berasal dari Cina lebih dari 2.500 tahun yang lalu, adalah permainan kompleks dengan jumlah pilihan bergerak hampir tak terhitung. Permainan ini melibatkan dua pemain yang bergantian menempatkan batu hitam dan putih pada papan berbentuk grid. Pemenangnya adalah pemain yang berhasil menutup lebih banyak wilayah.
(Baca pula : Robot Cerdas Ancam Jutaan Pekerjaan)
Kemenangan kecerdasan buatan paling terkenal sampai saat ini adalah pada tahun 1997, ketika superkomputer IBM yang dikembangkan Deep Blue mengalahkan juara kelas catur, hingga dunia Garry Kasparov.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR