Nationalgeographic.co.id—Jeritan terdengar dari puncak pohon tepat sebelum bayi monyet capuchin jatuh sampai mati. Segera setelah itu, beberapa kerabat bayi itu berkumpul untuk memakan mayat tak bernyawa itu. Dan para ilmuwan melihat semuanya.
Para peneliti telah mengamati populasi khusus monyet capuchin berwajah putih ini selama lebih dari 37 tahun. Mereka mendokumentasikan kehidupan monyet-monyet itu di Taman Nasional Santa Rosa di Kosta Rika.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan tidak pernah mencatat kasus kanibalisme di antara para monyet. Namun itu semua berubah pada 9 April 2019.
Tim menggambarkan insiden mengerikan itu dalam sebuah laporan yang tersebut di jurnal Ecology and Evolution pada Oktober 2020.
Saat mengamati sekelompok kecil monyet itu, para ilmuwan mendengar suara keras dari ketinggian di pohon terdekat. Monyet berusia 10 hari, yang dikenal sebagai CT-19, jatuh ke tanah, dan induknya, yang disebut CT, bergegas turun untuk mengambil bayi itu.
CT mencoba membawa bayi itu kembali ke puncak pohon, dua kali, dengan CT-19 menempel di perutnya, tetapi bayi itu jatuh dua kali dan tidak bisa lagi berpegangan pada ibunya. CT-19 jatuh tak bergerak selama beberapa menit, dan segera, monyet-monyet lain berkumpul untuk memeriksa mayat bayi itu.
(Peringatan: deskripsi berikut ini benar-benar mengerikan karena menceritakan detail apa yang terjadi selanjutnya.)
Source | : | Live Science,Ecology and Evolution |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR