Autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan spectrum autis adalah istilah untuk sekelompok gangguan perkembangan. Istilah ini digunakan karena tidak setiap anak yang memiliki gangguan autis memiliki gejala yang sama.
Istilah ‘spektrum’ mengacu pada berbagai gejala, kekuatan, dan tingkat kerusakan (pelemahan) yang dapat dimiliki orang dengan ASD. Selain gangguan autis, sindrom Asperger dan PDD-NOS termasuk dalam diagnosis ASD.
Menurut Lembaga Nasional Kesehatan Mental (NIMH), orang dengan ASD biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Masalah (terus menerus) dengan komunikasi dan interaksi sosial dalam situasi yang berbeda-beda
- Pelaku repetitif dan atau keterbatasan dalam kegiatan serta ketertarikan
- Gejalanya dimulai pada anak usia dini, biasanya dua tahun pertama kehidupan
- Gejalanya menyebabkan orang tersebut membutuhkan bantuan dalam kehidupannya sehari-hari
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekitar 1 dari 68 anak telah diidentifikasi dengan beberapa bentuk ASD.
!break!Perilaku
NIMH dalam situsnya menjelaskan, meski dimulai di masa pertumbuhan awal, ASD bisa bertahan sepanjang hidup seseorang. Olehnya, pihak-pihak terdekat diharapkan dapat mengenali perilaku ASD sedini mungkin.
Berikut berbagai kemungkinan perilaku orang dengan ASD:
- Mengulangi perilaku tertentu atau memiliki perilaku yang tidak biasa
- Fokus berlebihan pada hal yang menarik minatnya, seperti pada benda bergerak atau bagian tertentu dari sebuah benda
- Memiliki minat yang awet dan besar dalam topic-topik tertentu, seperti nomor, rincian, atau fakta
- Marah oleh sedikit perubahan dalam rutinitas atau ditempatkan dalam situasi baru atau men-stimulasi psikologis secara berlebih.
- Membuat kontak mata yang sedikit atau tidak konsisten
- Jarang berusaha untuk membagi kesenangan mereka (benda atau kegiatan) pada orang lain
- Memberi respon yang tidak biasa ketika orang lain menunjukkan kemarahan, kesedihan, atau rasa sayang
- Sulit atau lambat memberikan respon pada orang lain yang berusaha memanggil/mendapatkan perhatian mereka
- Kesulitan dalam percakapan bolak-balik
- Sering bicara panjang lebar tentang topik favorit tetapi tidak akan membiarkan orang lain menanggapi, atau sadar ketika orang lain bereaksi acuh tak acuh.
- Mengulang kata atau frasa yang mereka dengar. Perilaku ini disebut echolalia
- Menggunakan kata-kata yang Nampak aneh, janggal, atau memiliki arti khusus, yang hanya dapat diketahui oleh orang yang akrab dengan cara komunikasinya
- Memiliki ekspresi, gerakan dan gesture yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan
- Memiliki nada suara yang tidak biasa
- Kesulitan memahami sudut pandang orang lain, membuat mereka tidak bisa memprediksi atau memahami tindakan orang lain
!break!Tidak semua orang dengan ASD akan menampilkan perilaku ini, namun sebagian besar akan menunjukan beberapa di antaranya. Ada dua jenis utama dari perilaku ASD: ‘pembatasan/perilaku repetitif’ dan ‘perilaku dalam komunikasi dan interaksi sosial’.
”Orang tua dapat memperhatikan komunikasi anak ASD dengan cara mengobservasi gerakan tubuh, posisi tubuh, ekspresi wajah ataupun teriakan,” ujar Sheila S. Hadikoesoema, Speech Language Pathologist dari Chrysallis Pediatric Development Facility, seperti dikutip dari Solider. “Sebab tahapan komunikasi anak bergantung kepada empat hal, yaitu kemampuan anak berinteraksi dengan kita, bagaimana mereka berkomunikasi, mengapa mereka berkomunikasi serta pemahamannya dalam berkomunikasi,” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR