Pada akhir Periode Cretaceous (Periode Kapur) terjadi peristiwa kepunahan hewan secara massal. Dikenal juga sebagai kepunahan Kapur–Paleogen, peristiwa ini melenyapkan dinosaurus serta hampir 50% dari semua spesies di dunia.
Bahkan, penelitian terbaru menyebutkan, kepunahan massal di akhir periode kapur juga mematikan bagi kehidupan laut di Antartika.
"Kami memperlihatkan bahwa kepunahan itu terjadi sangat cepat di Antartika, tanpa penurunan biotik yang signifikan selama akhir Cretaceous. Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya," kata para peneliti.
Data ini konsisten dengan catatan bencana penyebab kepunahan, yaitu akibat dari dampak adanya meteor yang menghantam Bumi, dan bukan karena letusan gunung berapi Deccan Traps selama akhir masa Maastrichtian.
Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications melibatkan proses jangka panjang dalam mengidentifikasi lebih dari 6.000 fosil laut mulai usia 69 – 65 juta tahun yang lalu.
Ahli paleontologi melakukan penggalian batuan Antartika di Pulau Seymour, Semenanjung Antartika. Di dalam batuan ditemukan sisa-sisa berbagai spesies, dari siput kecil dan kerang yang hidup di dasar laut, sampai makhluk besar dan yang tidak bisa berenang di permukaan laut. Misalnya Diplomoceras, makhluk berbentuk penjepit kertas yang bisa tumbuh besar mencapai 2 meter dan juga ada reptil laut besar seperti Mosasaurus.
"Batuan Antartika ini berisi kumpulan fosil yang menghasilkan informasi baru dan mengejutkan tentang evolusi kehidupan 66 juta tahun lalu," kata penulis kedua studi, Jane Francis, dari British Antarctic Survey.
Dengan fosil yang dikelompokkan berdasarkan usia, koleksi menunjukkan penurunan dramatis sekitar 65-70% dari jumlah spesies yang hidup di Antartika 66 juta tahun silam. Hal ini juga bertepatan persis dengan waktu ketika dinosaurus dan banyak kelompok organisme lain di seluruh dunia punah di akhir periode Kapur.
Sebelumnya, ahli paleontologi berpikir, karena jaraknya cukup jauh, makhluk hidup yang berada di sekitar kutub akan terhindar dari kepunahan massal di akhir periode kapur—baik itu karena dampak adanya asteroid di Teluk Meksiko atau vulkanisme ekstrim di provinsi Deccan, India.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR