Menciptakan Kembali Sejarah Populasi
Para peneliti berhasil mengekstrak DNA mitokondria, yang dapat melacak garis keturunan ibu, dari sebagian kecil paru-paru anak laki-laki itu. Tim menemukan bahwa anak laki-laki itu termasuk dalam garis keturunan genetik yang dikenal sebagai C1b, yang merupakan salah satu garis keturunan pendiri orang-orang yang pertama kali menguasai Amerika.
Tapi anak laki-laki itu adalah bagian dari cabang genetik, yang disebut C1bi, yang belum pernah ditemukan sebelumnya di Amerika Selatan modern. Namun, dengan meneliti database besar informasi genetik, mereka menemukan beberapa orang yang hidup hari ini di antara orang-orang Aymara di Peru dan Bolivia yang memiliki garis keturunan yang sama.
Tim juga mampu merekonstruksi gambaran luas tentang bagaimana populasi berubah selama ribuan tahun, dengan membandingkan genetika mumi anak Inca dengan genom C1b lain yang diketahui. Berdasarkan data itu, tim mengkonfirmasi bahwa garis keturunan C1b kuno pertama kali muncul sekitar 18.000 tahun lalu, ketika nenek moyang penduduk asli Amerika modern masih terjebak di wilayah Selat Bering atau mungkin baru saja muncul di Amerika Utara, tulis para peneliti di kertas. (Para ilmuwan tidak yakin apakah nenek moyang penduduk asli Amerika tetap berada di daerah Selat Bering selama sekitar 10.000 tahun sebelum memasuki Amerika atau jika mereka menyeberangi selat dan dengan cepat menguasai Amerika.)
"Sesuai dengan temuan sebelumnya, fakta bahwa C1b hanya sedikit lebih tua di Mesoamerika daripada di Amerika Selatan menegaskan bahwa ekspansi ke selatan dari clade ini sangat cepat," tulis para peneliti.
Ekspansi dan Keruntuhan
Setelah penyebaran yang cepat ke Amerika, populasi tumbuh sampai sekitar 9.000 tahun yang lalu. Kemudian, populasi menyusut selama 4.000 tahun dan kembali meningkat sampai runtuh dengan kolonisasi Eropa.
Selain itu, mereka menemukan bahwa anak laki-laki itu memiliki garis keturunan genetik dengan penduduk kuno Kekaisaran Wari, yang mendominasi dataran tinggi Peru dari tahun 500 hingga 1100 M. Hal itu menunjukkan bahwa garis keturunan anak laki-laki, yang langka saat ini, mungkin pernah jauh lebih banyak.
Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato
Source | : | Scientific American |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR