Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2007, sampai Agustus 2016 ini sudah ada 70 negara yang melaporkan adanya kasus zika. Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti pembawa demam berdarah dengue ini juga menimbulkan gejala yang mirip.
Infeksi zika tak menunjukkan gejala khas, mirip gejala DBD atau chikungunya. Gejala yang muncul antara lain, demam mendadak, ruam kemerahan di kulit, nyeri otot dan sendi, mata merah, pusing, sakit kepala, serta lemas.
Yang membedakan zika dengan DBD adalah kadar trombosit pada orang yang terinfeksi zika tetap normal. Untuk memastikan zika atau bukan, perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Kementerian Kesehatan meminta warga tidak meremehkan virus zika, jika mendapati gejala-gejala tersebut, terlebih setelah bepergian dari negara yang sedang ada wabah zika, maka diharapkan segera melapor ke petugas kesehatan.
Seperti halnya penyakit yang berasal dari nyamuk, zika menular pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk itu membawa virus saat ia menggigit seseorang yang terinfeksi zika. Karena itu bila satu warga terkena, maka satu lingkungan harus waspada.
zika sebenarnya termasuk penyakit yang ringan, namun infeksi ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena bayi yang dilahirkannya beresiko mengalami cacat lahir mikrosefali.
Upaya pencegahan penyebaran zika sama dengan pencegahan DBD, yakni membasmi sarang nyamuk dengan menguras penyimpanan air dan mengubur atau menutup wadah yang bisa menampung air. Yang terpenting adalah menghindari gigitan nyamuk.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR