Ilmuwan melihat, bahwa perubahan yang terjadi di pantai barat Australia berdampak pada karang yang ada di bawahnya. Mereka juga menemukan bahwa air asin berlebih di atas terumbu karang, berpotensi untuk mengurangi suhu secara signifikan.
Dengan mempelajari efek di area Kimberley, para ahli dari University of Western Australia mendesain model untuk memprediksi air laut dunia yang akan meningkat sebanyak 1,5 meter, di masa depan.
“Suhu secara luas disadari sebagai kunci yang menggerakan karang dan suhu ekstrem menjadi salah satu kunci penekan kehidupan kelompok terumbu karang di seluruh dunia,” jelas kepala penelitian, Ryan Lowe.
Perairan di sekitar Kimberley melihat pasang surut paling ekstrem di dunia mampu mencapai 12 meter. Lowe dan timnya ingin melihat bagaimana variasi pasang surut yang kemungkinan berdampak bagi terumbu karang beberapa tahun ke depan.
Selama penelitian di lapangan, suhu yang didapat mencapai lebih dari 10 derajat Celsius. Bahkan semakin tinggi menjadi 38 derajat Celsius. Kombinasi pasang surut yang rendah dan posisi Matahari yang tepat berada di atas ketika siang hari, menyebabkan suhu menjadi tinggi.
“Meningkatnya level air laut mampu merendahkan suhu karang dan mungkin mengurangi panas ekstrem karang,” ujar Lowe.
Suhu air sangat penting bagi karang, karena panas menyebabkan spesies menjadi stres, dan mematikan alga yang hidup di dalamnya. Jika suhu tidak kembali ke posisi normal secepatnya, karang akan tumbuh tanpa nutrisi yang diproduksi oleh alga.
Keuntungan dari meningkatnya level air laut mungkin hanya akan dirasakan oleh terumbu karang lewat pasang surut laut.
“Suhu laut yang meningkat karena pemanasan global memiliki efek negatif pada terumbu karang. Namun, dapat dilihat bahwa hal tersebut berdampak pada pengurangan variasi suhu yang berpengaruh juga pada terumbu karang,” ujar Lowe.
Ada banyak hal yang memberikan kontribusi pada kesehatan terumbu karang disamping pasang surut suhu yang berubah. Tim masih melanjutkan investigasi mereka untuk melihat dampak jangka panjang pada kehidupan bawah laut.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR