Misi wahana antariksa Rosetta milik European Space Agency (ESA) dalam meneliti Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko telah berakhir. Karena komet akan menjauh dari Matahari untuk waktu yang sangat lama, Rosetta akan menabrakkan diri secara terkendali ke permukaan komet tersebut, Jumat (30/9).
“Jika Rosetta dihibernasikan dan dibangunkan kembali saat Komet 67P mendekat ke Matahari lagi, tak ada jaminan teknologi pada Rosetta masih bisa bekerja,” kata ilmuwan ESA, Matt Taylor.
Rosetta ditargetkan “mendarat” di daerah lobus kecil Comet 67P / Churyumov-Gerasimenko, dekat dengan wilayah lubang aktif di wilayah Ma\'at. Sebelum menabrak komet, Rosetta terbang mendekat ke permukaan komet hingga jarak 19 km. Posisi ini membuat Rosetta berkesempatan mempelajari gas dan debu komet, serta lingkungan plasma yang sangat dekat dengan lubang aktif di permukaan sembari mengambil gambar beresolusi tinggi. Rosetta kemudian mengirimkan semua data terakhir ke Pusat Pengendalian Misi di Darmstadt, Jerman.
“Data-data tentang Komet 67P yang dikirimkan Rosetta selama dua tahun misinya akan membuat kami sibuk selama beberapa dekade mendatang,” ujar Direktur Sains ESA, Alvaro Giménez.
Rosetta tiba di 67P pada Agustus 2014, setelah menempuh perjalanan selama 10 tahun dari Bumi. Rosetta bahkan menjatuhkan robot penjelajah komet bernama Philae ke permukaan pada bulan November 2014 untuk mengumpulkan informasi tambahan. Philae menjadi robot pendarat komet pertama dalam sejarah eksplorasi ruang angkasa.
Banyak penemuan mengejutkan yang dilakukan Rosetta selama misinya. Melalui misi ini, akhirnya kita mengetahui bentuk Komet 67P yang seperti kepala bebek. Peneliti juga akhirnya tahu bahwa dua lobus komet terbentuk secara independen, kemudian bergabung karena tabrakan lemah di awal terbentuknya Tata Surya.
Rosetta juga menemukan gas yang mengalir dari inti komet, termasuk penemuan oksigen dan hidrogen molekuler dan air yang rasanya berbeda dengan air lautan di Bumi.
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Komet 67P lahir di daerah yang sangat dingin di nebula protoplanet, ketika Tata Surya dalam tahap pembentukan, lebih dari 4,5 milyar tahun silam.
Rosetta juga mendeteksi asam amino glisin, yang biasa ditemukan pada protein dan fosfor, komponen kunci DNA dan membran sel. Sejumlah senyawa organik lain juga ditemukan oleh Rosetta dan Philae.
Meskipun dari sisi operasional misi ini telah berakhir, namun analisis ilmiah akan terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan. Data-data berharga dari Rosetta akan memberi kita pemahaman lebih luas tentang pembentukan komet dan Tata Surya.
“Tak pelak lagi, kami sekarang memiliki misteri baru untuk dipecahkan. Masih banyak rahasia mengejutkan komet yang tersembunyi dalam data-data ini. Jadi, jangan kemana-mana, ini baru permulaan,” ujar Taylor.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR