Runtuhnya lapisan es Larsen A dan B pada tahun 1995 dan 2002 menghilangkan dinding penopang yang menghambat dan menyeimbangkan aliran gletser di lepas pantai Semenanjung Antartika. Hilangnya penyokong membuat kecepatan aliran gletser ke samduera meningkat hingga sembilan kali lipat daripada kecepatan awal dan berimbas pada naiknya air laut.
“Perubahan iklim yang terus berlanjut diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan kekuatan angin fohn di semenanjung,” kata Pettit.
Stasiun cuaca yang dipasang olehnya dan Scambos telah mencatat lonjakan temperatur hingga 60° F. Meskipun angin mereda selama beberapa tahun, mereka tiba-tiba kembali lagi pada bulan September. Stasiun cuaca di Scar Inlet mendeteksi delapan peristiwa fohn selama September dan Oktober, masing-masing berlangsung satu sampai tiga hari, mengakibatkan suhu setinggi 48° F.
Scambos sudah melihat dampaknya pada gambar satelit di daerah tersebut. Lapisan es muncul lebih gelap dari biasanya, seperti halnya permukaan es laut yang terletak di bagian depan lapisan es. "Area angin berkecepatan tinggi dan angin hangat membuat salju menguap, mungkin juga mencair sedikit," katanya.
Es yang lebih gelap akan menyerap lebih banyak panas selama musim panas Antartika dari bulan November sampai bulan Februari, menciptakan kolam lelehan besar yang bisa memicu runtuhan terakhir dari Lapisan Es Scar.
Angin juga mengancam lapisan es dari arah lain. Sejak Larsen B runtuh pada tahun 2002, bongkahan es yang lebih tebal dari 2,5 meter, mendorong bagian depan Scar Inlet, menguatkan lapisan es yang tersisa.
Namun, foto satelit sekarang ini menunjukkan bahwa hanya dalam beberapa minggu terakhir, angin fohn telah mendorong lebih banyak es ke laut dan menyebabkan lebih banyak es yang menghilang setiap minggunya. Bagian tepi lapisan es memiliki fungsi yang sama seperti halnya lengkungan runcing pada arsitektur Gotik, yaitu berfungsi untuk menyokong struktur utama.
"Jika Anda menyingkirkan bagian penting itu, seluruh lengkungan akan runtuh. Lapisan Es Scar yang menyokongnya juga akan runtuh. Sisa-sisa terakhir dari Larsen B akan hilang,” kata Pettit.
Harapan untuk Lapisan Es raksasa
Hanya beberapa mil ke selatan terdapat lapisan es lain, yaitu Larsen C. Larsen C merupakan lapisan terbesar dan menstabilkan lebih banyak gletser daripada gabungan keempat runtuhan lapisan es sebelumnya.
Pada tanggal 10 Juni, sebuah tim ilmuwan Inggris yang dipimpin oleh Luckman melaporkan penemuan yang mengganggu di ujung utara Larsen C. Larsen C seharusnya diselimuti tutupan salju setebal 60 meter. Tetapi di beberapa tempat, ketebalannnya berkurang tiga meter, sebagian akibat terhapus oleh angin fohn.
Temuan itu menjadi ancaman karena genangan dari lelehan es akan terus meningkat sampai mengancam stabilitas Larsen C. Akan tetapi hal tersebut juga membuka kesempatan: setelah puluhan tahun dikejutkan oleh runtuhan ini,para ilmuwan akhirnya mendapat kemajuan dalam memahami masalah dan mengantisipasi apa yang akan terjadi berikutnya.
"Ini masih terlalu dini, kita tidak benar-benar mengetahui keseluruhan cerita. Kami mengawasi peristiwa ini dengan sangat hati-hati," pungkas Luckman.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR