Sebuah penelitian yang diterbitkan di Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities (JSSH) mengungkapkan bahwa para siswa ekstrovert Cina yang belajar bahasa Inggris cenderung lebih baik dalam berbicara dan membaca. Namun, mereka kurang mahir dalam hal mendengarkan, dibandingkan dengan teman mereka yang introvert.
Dalam budaya Tionghoa, siswa diharapkan untuk mendengarkan guru mereka dengan saksama. Hal itu berlawanan dengan budaya Barat yang justru mendorong siswa untuk berpartisipasi di kelas.
Budaya Tionghoa tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai Konghucu, seperti kolektivisme—ajaran yang tidak menghendaki adanya hak milik perseorangan--sosialisasi untuk berprestasi, dan penerimaan kekuasaan dan otoritas yang tinggi.
Artikel terkait: Remaja Introvert Bisa Jadi Pemimpin yang Efektif
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa introversi semacam itu menghalangi kemampuan siswa Cina untuk belajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Namun, tidak jelas apakah ada hubungan antara sifat ekstrovert, introvert, dan kemahiran berbahasa Inggris penduduk nonasli.
Dalam sebuah perdebatan yang sedang berlangsung, para psikolog berpendapat bahwa orang introvert tidak mudah goyah terhadap gangguan dan memiliki ingatan jangka panjang yang lebih baik.
Sementara itu, ahli bahasa menganggap bahwa orang ekstrovert bersifat ramah, terbuka, memiliki toleransi tinggi terhadap resiko, dan mudah belajar bahasa asing.
Baca juga: 10 Fakta Seputar Kepribadian Ambivert
Menurut Asisten Profesor Shahcla Zarfar di University of Central Punjab, India, masih sedikit studi yang membahas topik ini dan melibatkan siswa Cina di Asia.
Zarfar dan rekan-rekannya pun menguji apakah siswa Cina bersifat introvert secara alamiah dan apakah kecenderungan ekstrovert-introvert mempengaruhi kemahiran berbahasa Inggris di kalangan pelajar Cina di India. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui apakah kedua sifat tersebut mempengaruhi para siswa dalam belajar bahasa.
Para peneliti menganalisis data dari 145 siswa pertukaran Cina berusia antara 18 tahun dan 21 tahun di VIT University, Vellore, India. Data terdiri dari nilai tes bahasa Inggris dan dua jenis kuesioner—kuesioner informasi kepribadian dan linguistik, dan satunya hanya tentang kepribadian mereka.
Simak juga: Inilah Perbedaan Orang yang Pemalu dan Introvert
Hasil menunjukkan, mayoritas siswa adalah introvert (47%), diikuti oleh ekstrovert (35%), dan sisanya tidak ada kecenderungan pada keduanya (18%). Tim peneliti mengkonfirmasi adanya hubungan yang signifikan antara dua kepribadian tersebut dan kemampuan dalam berbahasa Inggris.
Siswa ekstrovert memiliki nilai yang lebih tinggi dalam berbicara, membaca, dan kemampuan berbahasa secara keseluruhan. Ada sedikit perbedaan nilai menulis antara dua kelompok tersebut.
Namun, yang mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa siswa introvert adalah pendengar yang lebih baik daripada siswa ekstrovert. Hal ini bertentangan dengan beberapa pendapat bahwa keunggulan akademis hanya bergantung pada sifat ekstrovert. Mereka berspekulasi bahwa orang introvert cenderung lebih fokus saat mendengarkan daripada ekstrovert.
Artikel terkait: Ekstrovert, Introvert, atau Ambivert?
Para peneliti menyarankan agar para guru menyesuaikan strategi pengajaran mereka sesuai ciri kepribadian siswa ketika mengajarkan bahasa Inggris. Studi lebih lanjut juga diharapkan dapat melibatkan kelompok sampel yang lebih besar, dan menyelidiki mengapa siswa introvert memiliki keunggulan dari siswa ekstrovert pada kondisi tertentu.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR