Seekor tapir melarikan diri dari sebuah balai konservasi di kebun binatang Bukittinggi, Sumatra Barat. Namun dalam pelarian dirinya, ia terjebak di kolam sebuah istana terdekat, Istana Bung Hatta, dan membutuhkan bantuan dari regu penyelamat.
Tapir betina tersebut dikelilingi oleh regu penyelamat. Mereka memasang simpul menggunakan tali di badan tapir tersebut agar dapat menariknya keluar. Si tapir berontak melawan tim penyelamat, menggoyang-goyangkan badan dan mencoba memasukkan tubuhnya ke air.
Para penyelamat akhirnya dapat menarik tapir tersebut keluar dari air dan memasukkannya ke dalam sangkar, ia diberi dedaunan untuk dimakan dan dibawa kembali dengan sebuah truk pengangkut ke Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat di Taman Margasatwa dan Budaya Bukittinggi. Lalu dokter hewan dari kebun binatang memeriksa tapir tersebut yang kelelahan dan melepuh pada badan juga kakinya.
Tapir adalah famili purba dari kuda dan badak, dan para ilmuwan percaya bahwa mereka belum banyak berubah selama puluhan juta tahun. Mereka bisa menggenggam barang dengan belalainya. Berat mereka bisa mencapai 800 pon. Para tapir jantan telah berevolusi dengan sangat baik sehingga mereka bisa berhasil menjalin hubungan dengan para betina.
Tapir tersebut akan dilepaskan kembali ke habitatnya setelah masa pemulihan sekitar 1 atau 2 bulan.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | yesi susanti |
KOMENTAR