Ikan Coelacanth (Latimeria menadoensis) pernah disangka telah punah selama lebih dari 60 juta tahun. Dunia sains gegap gempita pada 1938 ketika ikan tersebut ditemukan kembali hidup di Afrika Selatan. Ikan ini mempertahankan ciri-ciri fisiknya selama 400 juta tahun. Sebagian tubuhnya, seperti punggung dan sirip perut, memiliki struktur tambahan yang menyerupai kaki amfibi.
Ikan ini pernah terlihat di perairan Afrika Timur termasuk Afrika Selatan, Madagaskar, Komoro, dan Tanzania. Ikan ini juga hidup di perairan Indonesia.
Untuk orang Minahasa di Sulawesi Utara, ikan ini dianggap sebagai bagian dari kelompok ikan kerapu. Mereka menyebutkan “kerapu minyak”.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Japanese Aquamarine Fukushima berencana membangun pusat penelitian Coelacanth di Bitung, Sulawesi Utara. Kami sedang mematangkan rencana dan kesediaan lahan untuk pengembangan fasilitas ini.
(Baca juga: Bukan Cuma Manusia, Ikan Guppy Juga Punya Kepribadian yang Kompleks)
Kami memilih lokasi ini karena nelayan sering tak sengaja menangkap Coelacanth di perairan Sulawesi. Sekarang setelah orang-orang mengetahui betapa luar biasanya ikan ini, mereka mulai memberitahu kami ketika mereka tanpa sengaja menangkap Coelacanth. Kami berharap dengan bekerja sama dengan nelayan, ketika mereka menangkap Coelacanth kita bisa bersama-sama mengupayakan untuk mengembalikannya ke habitat.
Sebagai peneliti, kami penasaran ingin mengetahui lebih banyak soal sistem reproduksi, kebiasaan makan, pertumbuhan, genetika, dan migrasi, karena semua informasi tersebut dapat menguak lebih banyak soal evolusi makhluk hidup.
Dari pasar ikan ke museum
Ilmuwan dari University of California Mark Erdman dan istrinya pertama kali melihat ikan ini di Indonesia pada 1997. Mereka menemukan ikan tersebut dalam keadaan tak bernyawa di pasar Bersehati di Manado. Mereka mengambil fotonya dan menandainya sebagai spesimen CCC 174.
Setahun kemudian, pada 30 Juli 1998, Lameh Sonathan, seorang nelayan dari Pulau Manadua Tua tak sengaja menangkap Coelacanth juga. Spesimen kedua itu ditandai CCC 175.
(Baca juga: Ikan Aneh Penghuni Laut Dalam Berhasil Terekam Kamera untuk Pertama Kalinya)
Museum Zoology Bogor menyimpan spesimen di Cibinong Science Centre LIPI. Sampai dengan akhir 2014, Indonesia memiliki tujuh spesimen Coelacanth di berbagai lokasi di Indonesia.
Di mana Coelacanth hidup di Indonesia?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR