Sebanyak 11 orang tim arkeolog asal Aceh dan Malaysia yang melakukan penelitian terhadap jejak peninggalan Kerajaan Lamuri menemukan sejumlah artefak dan makam di kawasan perbukitan Kreung Raya, Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
“Penelitian yang kami lakukan sejak Senin lalu hingga hari ini dengan cara mengekskavasi tiga titik. Dari hasil pengujian sementara selama tujuh hari ini, banyak kami temukan kepingan keramik, tembikar yang berasal dari Cina, Vietnam dan Thailand serta kerang dan tulang binatang yang diduga sisa peninggalan pada masa lampau,” kata Dedi Satria, arkeolog yang menjadi Koordinator Tim Penelitian Lamuri, Selasa (13/3/2018).
Di perbukitan yang diduga sebagai pusat Kerajaan Islam Lamuri di masa lampau itu, para arkeolog juga melihat ada sekitar 474 makam kuno dengan batu nisan berukir tulisan Arab Jawi.
(Baca juga: Beginikah Asal-usul Stonehenge Dibangun?)
Saat ditelisik, di batu nisan itu tertulis nama-nama tokoh penting pada Kerajaan Islam Lamuri masa lampau.
“Ada banyak batu makam di lokasi itu, jumlahnya sekitar 474. Namun yang menggunakan batu nisan dengan ukiran Arab Jawi sekitar 80 batu nisan yang kami duga orang-orang penting pada masa kejarajaan Islam Lamuri, seperti nama Malek Zailal Abidin dan Malek Jawaluddin,” ungkapnya.
Penelitian itu dilakukan untuk mengungkap fakta sejarah Kerajaan Lamuri yang sudah dikenal sejak 12 abad lalu.
Menurut Dedi, penelitian dilakukan di lokasi perbukitan yang diapit oleh teluk di atas ketinggian 40 meter dari permukaan Laut Krueng Raya itu dilakukan peneliti asal Aceh dan Malaysia.
“Lamuri itu sudah dibicarakan oleh bangsa luar lebih dari 12 abad lalu, seperti Timur Tengah, Arab dan Eropa sehingga ini penting untuk kami teliti kembali terhadap Kerajaan Islam Lamuri,” ujar Dedi.
(Baca juga: Setelah 76 Tahun, Seorang Miliader Temukan Kapal Induk Pada Masa PD II)
Berdasarkan beberapa petunjuk sejarah yang pernah diberitakan oleh sejumlah bangsa luar baik di Asia maupun Eropa, Kerajaan Islam Lamuri pada masa lampau sempat menjadi pusat aktivitas pedagangan dunia pada masa lampau karena letaknya berada dalam jaringan pelayaran strategis dunia.
“Di masa lalu, bangsa-bangsa luar sudah memberitakan keberadaan Lamuri yang kita tangkap sebagai pusat perdagangan dunia pada masa lampau,” tuturnya.
Penelitian terhadap Kerajaan Islam Lamuri ini melibatkan sebelas orang tim arkeolog Aceh dan Malaysia itu dan didukung oleh Universitas Syiah Kuala dan Universiti Sains Malaysia.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Penemuan Ratusan Makam Kuno Ungkap Jejak Kerajaan Lamuri di Aceh.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR