"Oleh karena itu, kami menguji apakah [minoxidil] tidak hanya akan mengurangi tekanan darah tetapi juga akan membantu merelaksasi arteri dan meningkatkan diameternya, sehingga memperbaiki perfusi organ."
Dr Shoykhet dan kolaborator Dr. Beth A. Kozel merancang penelitian ini dan memimpin percobaan ini di Washington University School of Medicine. Untuk memahami bagaimana dampak yang ditimbulkan minoxidil, para peneliti menggunakan pencitraan ultrasound dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengamati mekanisme pembuluh darah, aliran darah ke otak, dan ekspresi gen.
Hasilnya, percobaan ini menunjukkan bahwa kandungan monixidil tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga meningkatkan diameter arteri. Aliran darah ke otak juga meningkat secara signifikan.
"Minoxidil juga mengurangi kekakuan arterial fungsional dan meningkatkan kandungan elastin arteri," jelas Dr. Shoykhet.
"Sama pentingnya, perubahan yang menguntungkan ini bertahan beberapa minggu setelah obat tersebut tidak lagi berada dalam aliran darah. Perbaikan berkelanjutan dan ekspresi gen elastin yang meningkat menunjukkan bahwa pengobatan minoxidil dapat membantu merombak arteri kaku. Pemodelan ulang semacam itu dapat bermanfaat bagi manusia yang ketidakcukupan elastinnya disebabkan oleh salah satu usia lanjut atau kondisi genetik. " tambahnya.
Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa masih banyak studi klinis perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil temuan ini dan juga pemahaman mengenai bagaimana perbedaan fungsi kandungan obat tersebut dalam aliran darah dengan organ lain seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan usus.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR