Kita mungkin hanya manusia kecil yang tinggal bersama 7,6 juta orang lainnya dalam sebuah planet di tata surya. Tentu saja sulit untuk memahami perubahan iklim yang mempengaruhi Bumi saat ini.
Namun, fakta yang tidak bisa dihindari adalah: planet kita sedang mengalami pemanasan global dalam skala yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Dalam sebuah video timelapse yang dipublikasikan NASA ini, kita bisa melihat sendiri perubahannya.
(Baca juga: Memanen Air di Udara, Cara Unik Atasi Kelangkaan Air)
Hanya dalam waktu 36 detik, video tersebut memperlihatkan sejarah suhu permukaan Bumi sejak 1880 hingga 2017.
NASA mengumpulkan data suhu permukaan Bumi dari beberapa jaringan seperti 6300 stasuin cuaca, kapal, dan pusat penelitian Antartika. Dan semuanya menunjukkan hasil yang hampir sama.
Dengan menggunakan pengodean warna sederhana, video ini merepresentasikan tren rata-rata suhu global saat ia perlahan-lahan berubah pada pertengahan abad ke-20. Fenomena itu dikenal sebagai anomali suhu.
Kembali ke abad 19 dan pertengahan abad 20, suhu berfluktuasi dengan rapi. Menunjukkan warna biru di beberapa area. Hanya sedikit warna oranye dan merah di tempat lain yang cuacanya lebih panas.
Namun, memasuki tahun 1980, perubahan memilukan terjadi. Peta Bumi di video tersebut perlahan-lahan penuh dengan warna kuning, oranye, hingga merah.
(Baca juga: Perubahan Iklim Justru Membuat Tanaman di Puncak Gunung Bermekaran, Apa Alasannya?)
Lebih sedihnya lagi, dari 2013 hingga 2017, area berwarna merah semakin banyak. Periode tersebut resmi menjadi lima tahun terpanas Bumi sepanjang sejarah.
“Ini adalah bagian dari tren suhu yang semakin panas dalam jangka panjang,” ujar Petteri Taalas, Sekretaris Jendral World Meteorological Organisation, November tahun lalu.
Jadi, ya, pemanasan global benar-benar sedang terjadi. Ada beberapa cara yang bisa lakukan agar Bumi tidak semakin parah. Misalnya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR