Nationalgeographic.co.id—Nama Harry "Buckie" Buchanan mungkin tidak banyak dikenal oleh para pecinta tato, namun pada akhir abad 19 dan awal abad 20 ia dianggap sebagai tattooist terkemuka di dunia.
Buckie mempengaruhi generasi seniman tato modern, memberi beberapa lukisan artistik berupa tinta ke kulit mereka sendiri.
"Dia adalah bagian dari generasi yang sangat menarik minat saya: orang-orang baru mulai membuat tato pada akhir abad ke-19 tepat ketika mesin tato listrik diperkenalkan," kata Derin Bray, seorang sejarawan dan kolektor artefak tato kuno kepada Whyy.
Peter Crimmins menulis kepada Whyy dalam artikelnya yang berjudul Swedish museum offers a glimpse into the origins of modern tattooing, yang diperbaharui pada 6 Februari 2022.
Buckie adalah salah satu pengadopsi awal mesin tato listrik. Sebagai bagian dari generasi yang mempopulerkan dan mengomersilkan tato, dia melakukan pekerjaan yang sangat penting.
Sebuah panel langka, seni flash Buchanan yang berasal dari tahun 1930-an termasuk dalam "Tattoo: Identity Through Ink," sekarang dipajang di museum Swedia. Museum ini juga menjelaskan sejarah panjang tato, yang dikenal lebih dari 7.000 tahun silam.
"Mumi Mesir telah ditemukan dengan bekas tinta di kulitnya yang diawetkan, dan patung tanah liat Jepang yang berasal dari tahun 5000 SM telah ditemukan dengan hiasan seperti tato," imbuh Crimmins.
Pameran di Museum Sejarah Amerika Swedia, di FDR Park ini, juga memberikan perhatian khusus pada asal mula tato di Nordik. Bangsa Viking memiliki sebuah garis hijau dari kepala hingga kaki. Garis hijau diperkirakan merupakan tato.
Jika gaya tato Nordik kuno telah hilang dari waktu ke waktu, gaya "neo-Nordik" modern menggunakan simbolisme yang terkait dengan Viking dan mitologi Nordik, seperti rune dan palu Thor.
Jika berbicara tentang tato Nordik, tentu mengarah pada salah satu perintis seniman tato Norwegia, Amund Dietzel, yang bergabung dengan angkatan laut Norwegia sejak berusia 14 tahun.
Dietzel diyakini membuat tato pertamanya pada usia 15 tahun, akhirnya sebagian besar tubuhnya menjadi berlumuran tinta karena dipenuhi lukisan tato.
Source | : | Whyy.org |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR