Baca Juga: Jejak Parfum Eksklusif yang Digunakan Cleopatra Ditemukan di Yerusalem
Baca Juga: Makam Megah Putri Cleopatra dari Kerajaan Mauretania di Aljazair
Baca Juga: Riwayat Cleopatra dan Klub Peminum Rahasia 'Hati Tiada Banding'
Tetapi konspirasi itu runtuh. Antony harus melakukan segala kemungkinan untuk meyakinkan Oktavianus bahwa dia tidak bersalah, termasuk kembali ke Italia. Untungnya, meskipun tidak mencurigakan, Fulvia meninggal tahun itu dan Antony mengambil kesempatan politik.
Untuk membuktikan kesetiaannya dan memperkuat aliansi, Antony menikahi saudara perempuan Oktavianus, Octavia. Dia dianggap oleh beberapa orang lebih cantik daripada Cleopatra. Namun istri baru Antony ini sangat berbeda dari orang Mesir yang suka kesenangan.
Antony akhirnya kembali ke timur pada tahun 37 SM dan segera melanjutkan hubungan asmaranya. Dia masih melihat Cleopatra tidak hanya sebagai kekasih yang tiada tara, tetapi juga seorang penguasa yang sangat efisien. Cleopatra memiliki ambisi politik yang selaras dengan ambisinya sendiri.
Antony bahkan mendukung haknya untuk memerintah Mesir, sementara sang ratu mendukung serangan militernya yang terlambat melawan Parthia. Akhirnya, serangan ini menjadi bencana.
Di Roma, Oktavianus mengamati segala kegiatan Antony dan Cleopatra dengan geram. Ketegangan tumbuh di antara bekas sekutu dan kemudian meletus menjadi perang.
Oktavianus menganggap perang itu sebagai perjuangan melawan ratu Mesir yang bejat, yang cengkeramannya telah jatuh ke tangan Antony.
Tentara saingan Romawi bertemu di Yunani, di mana Oktavianus berhasil memotong jalur pasokan Antony ke Mesir. Terpaksa beraksi, Antony menuruti saran Cleopatra untuk bertarung di laut.
Pada 31 SM sekitar 900 kapal bentrok di Pertempuran Actium. Itu adalah pertarungan yang ketat. Tetapi ketika kapal-kapal Cleopatra melarikan diri, Antony mengikuti, dan pasukannya segera menyerah.
“Dua sejoli itu segera dikalahkan, dan secara dramatis, keduanya bunuh diri,” tutur Redonet. Kematian Mark Antony menghilangkan hambatan terakhir untuk Oktavianus menjadi satu-satunya kaisar Roma. Dia digelari Augustus pada 27 SM.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR