Baca Juga: Momus, Dewa Ironi dan Sarkasme yang Diusir dari Olimpus oleh Zeus
“Ketiga sumber pendapatan potensial ini dipercayakan pengelolaannya kepada perkumpulan Eco-Camp Mangun Karsa milik masyarakat yang kebanyakan petani," papar Romo Wiryono.
Dibantu pihak swasta
Untuk mewujudkan kemudahan memperoleh air, warga dan tokoh masyarakat Dusun Karang tidak bergerak sendiri.
Pembangunan embung tersebut dibantu oleh Yayasan Obor Tani (YOT), masyarakat setempat yang berasal dari Eco-Camp Mangun Karsa, dan pihak swasta, yakni Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI).
Direktur Eksekutif YOT Pratomo menuturkan, pembangunan embung diharapkan dapat membuka lahan pekerjaan baru bagi para petani. Sebab, tanah kapur memiliki tingkat keasaman (pH) tinggi sehingga cocok untuk menanam buah lain alpukat, kelengkeng, dan mangga.
Sementara itu, Ketua Pelaksana CCFI Triyono Prijosoesilo menjelaskan, keterlibatan pihaknya merupakan bentuk kepedulian terhadap program pengembangan embung dari Kementerian Pertanian (Kementan).
“Inisiatif ini sejalan dengan program strategis pengembangan embung dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai infrastruktur penting untuk memenuhi kebutuhan air di sektor pertanian,” ungkap Triyono.
Baca Juga: Penemuan Tengkorak Monster Laut, Diduga Spesies Baru Basilosaurus
Melalui embung Grigak, Triyono berharap, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik. Dengan begitu, kesejahteraan pun dapat ikut membaik.
“Jika nantinya (embung) berdampak pada tumbuhnya pariwisata di dekat lokasi, tentunya menjadi nilai plus bagi para penduduk sekitar dalam meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan mereka, dan kami turut senang telah ikut berperan,” imbuh Triyono. (*CM/FAT)
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR