Baca Juga: Meteorit Chelyabinsk Rusia Mungkin Bagian Benda Penumbuk Bumi Purba
Baca Juga: Necroplanetologi, Bidang Studi Astronomi yang Baru Diketahui
Baca Juga: Seberapa Mudahkah Membuat Oksigen dari Air di Bulan dan Mars?
Para ilmuwan juga bisa menggunakan pesawat ruang angkasa yang mengorbit di bulan seperti Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang dimili NASA. Wahana itu mampu mengamati kawah yang dihasilkan dari suatu tumbukan.
Suatu meteoroid yang bergerak sangat cepat, apa lagi jika beratnya lima kilogram saja, dapat meninggalkan kawah seluas sembilan meter, dan melemparkan 75.000 kilogram tanah dan batuan permukaan bulan.
Bila meteoroid menabrak, dampaknya menghasilkan 1.000 ton TNT, atau 6,67 persen lebih kecil dari bom Hiroshima. Ukuran besar dan jarak waktu kemungkinan tertumbuk itu membuat kita tak heran bila permukaan bulan bopeng dengan berbagai kawah akibat seperti itu. Anda bisa bayangkan jika diledakkan setiap empat tahun sekali dengan ukuran itu, akan serupa bulan dengan laut yang menggenangi kawahnya.
Namun, Cooke menyampaikan, dampak itu tidak menghalangi untuk mengirimkan manusia ke sana karena bulan cukup luas untuk disambangi. "Jika Anda memilih sepetak kilometer persegi tanah, tanah itu akan dihantam oleh salah satu meteoroid seukuran pingpong setiap seribu tahun atau lebih," jelasnya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR