Nationalgeographic.co.id—Sejarah terus-menerus ditulis ulang. Ini membuat orang-orang yang dianggap jahat di zaman kuno terbukti lebih baik daripada yang kita yakini.
Dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang arkeolog dan sejarawan Inggris, Kaisar Nero ditampilkan sebagai pahlawan sosial. Penulis mengeklaim bahwa penerus Nero terlalu ‘melebih-lebihkan’ kerusakan yang disebabkan oleh Kebakaran Besar Roma.
Lucius Domitius Ahenobarbus, lebih dikenal sebagai Nero (37-68 M), adalah kaisar Romawi kelima. Dia dikaitkan dengan penganiayaan massal terhadap orang Kristen, dekadensi, ekses, dan pembunuhan politik konspirasi.
Menurut sejarah, Nero memiliki kecintaan yang mendalam terhadap musik. Ini membuat sejarah kuno menggambarkannya sedang asyik bermain selama Kebakaran Besar Roma pada 64 M. Kebakaran itu terjadi 4 tahun sebelum sang kaisar akhirnya bunuh diri.
Sementara Nero disalahkan atas kebakaran besar Roma, seorang profesor Inggris mengeklaim bahwa kebakaran itu adalah kecelakaan. Klaim ini memberikan pandangan baru tentang kaisar yang kontroversial itu. Bertentangan dengan rumor yang ada, ia berpendapat bahwa Nero sebenarnya menangani bencana itu ‘relatif cukup baik.’
Bagaimana api mengakhiri hidup Nero
Profesor Anthony A. Barrett dari Universitas British Colombia menerbitkan buku 'Rome is Burning.' Barrett mengeklaim Nero tidak harus disalahkan atas Kebakaran Besar Roma pada tahun 64 M.
Kesimpulan peneliti terutama didasarkan pada bukti arkeologis yang menunjukkan hanya sekitar 15 - 20 persen kota benar-benar hancur. Ini jauh lebih sedikit daripada yang diklaim yaitu 10 dari 14 distrik kota.
Kebakaran Besar Roma sebagian besar menghancurkan perbukitan Palatine dan Esquiline yang subur. “Lokasi ini dikenal sebagai tempat tinggal kalangan kelas atas,” ungkap Cowie. Meski dianggap sebagai pahlawan kelas bawah, Nero dibenci oleh elit Romawi. Apa sebabnya? Kaum elit ini harus membayar untuk membangun kembali kota setelah kebakaran.
Pada tanggal 9 Juni 68 M, pada usia 30 tahun, Kaisar Nero menjadi penguasa Romawi pertama yang mengakhiri hidupnya sendiri. Setelah bunuh diri, penerus Flavianus Nero terlalu membesar-besarkan kerusakan yang dtimbulkan akibat kebakaran itu.
Sang penerus ingin menodai kepemimpinan Nero karena ia tidak memiliki hubungan garis keturunan langsung dengan kaisar pertama Augustus. Nero adalah cicit Augustus.
Elit Romawi kesal karena harus membayar program sosial yang mahal
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR