Nationalgeographic.co.id—Charles Darwin dan ilmuwan sezamannya di abad ke-19, merekonstruksi "pohon keluarga" hewan dengan cermat. Mereka menyatukan hubungan suatu spesies dengan spesies lain berdasarkan perbedaan anatomi dan struktur morfologinya.
Perkembangan ilmu evolusi berlanjut ketika teknologi makin canggih. Para ahli biologi sekarang menggunakan teknik pengurutan genetik yang cepat lewat data genetik untuk membantu menyatukan hubungan evolusioner suatus spesies.
Para ilmuwan di Milner Center for Evolution di University of Bath, Inggris bahkan memperkuat pengembangan ilmu evolusi ini. Menurut mereka, lewat studi yang dipublikasikan di jurnal Communications Biology, menentukan pohon evolusi organisme dengan membandingkan anatomi daripada urutan gen adalah cara yang menyesatkan.
Makalah itu diterbitkan pada 21 Mei 2022, berjudul Molecular phylogenies map to biogeography better than morphological ones.
Cara modern punya keunggulan berupa kecepatan dan harganya yang lebih murah. Bahkan dapat membantu kita, bahwa organisme yang dikira berkerabat dekat ternyata berasal dari kelompok yang sangat berbeda di cabang pohon evolusi.
"Ternyata banyak pohon evolusi kita yang salah," ujar rekan penulis Matthew Wills, profesor paleobiologi di University of Bath lewat publikasi lembaganya.
"Selama lebih dari seratus tahun, kita telah mengklasifikasikan organisme menurut bagaimana mereka terlihat dan disatukan secara anatomis, tetapi data molekuler sering memberi tahu kami cerita yang agak berbeda."
Wills menjelaskan, studinya membuktikan bahwa klasifikasi lewat data molekuler kerap lebih cocok dengan distribusi geografisnya. Sebenarnya, Darwin dan orang-orang semasanya sudah menyadari bahwa makhluk hidup dan lingkungannya adalah sumber penting sebagai bukti evolusi. Tetapi pendataannya jadi kacau jika berdasarkan bentuk anatominya saja.
Baca Juga: Mungkinkah Spesies Mirip Ikan Ini Kunci yang Hilang dalam Evolusi?
Baca Juga: Urutan Vokal Simpanse Memberi Wawasan Tentang Evolusi Bahasa Manusia
Baca Juga: Lebih Senang Hidup Sendirian? Mungkin Anda Termasuk Orang Cerdas
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR