Nationalgeographic.co.id - Eksoplanet pertama ditemukan 30 tahun lalu di sekitar bintang yang berputar cepat, yang disebut pulsar. Sekarang, para astronom telah mengungkapkan bahwa planet-planet ini mungkin sangat langka. Para peneliti ada yang menjulukinya sebagai ‘Planet Mayat Hidup’. Sebab ia terbentuk setelah kematian sebuah bintang. Makalah baru temuan ini telah dipresentasikan 12 Juli, pada Pertemuan Astronomi Nasional (NAM 2022) oleh Iuliana Nițu, seorang mahasiswa PhD di University of Manchester.
Proses yang menyebabkan planet terbentuk, dan bertahan hidup, di sekitar pulsar saat ini tidak diketahui. Sebuah survei terhadap 800 pulsar yang diikuti oleh Jodrell Bank Observatory selama 50 tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa sistem planet ekstrasurya yang pertama kali terdeteksi ini mungkin sangat tidak biasa: kurang dari 0,5% dari semua pulsar yang diketahui dapat menampung planet-planet bermassa Bumi.
Pulsar adalah jenis bintang neutron, bintang terpadat di alam semesta. Ia lahir selama ledakan kuat di akhir kehidupan bintang yang khas. Mereka sangat stabil, berputar cepat, dan memiliki medan magnet yang sangat kuat. Pulsar memancarkan pancaran-pancaran radio terang dari kutub magnetnya yang tampak berdenyut saat bintang berotasi.
"Pulsar menghasilkan sinyal yang menyapu Bumi setiap kali mereka berputar, mirip dengan mercusuar kosmis," kata Nițu. "Sinyal ini kemudian dapat ditangkap oleh teleskop radio dan diubah menjadi banyak ilmu pengetahuan yang menakjubkan."
Pada tahun 1992, eksoplanet pertama ditemukan mengorbit pulsar yang disebut PSR B1257+12. PSR B1257+12 adalah pulsar yang berada di konstelasi Virgo, berdiameter 20 km, terbentuk 2 miliar tahun lalu oleh dua katai putih yang bergabung satu sama lain.
Sedangkan PSR B1257+12 b adalah planet ekstrasurya terestrial yang mengorbitnya. Massanya 0,02 Bumi, dibutuhkan 25,3 hari untuk menyelesaikan satu orbit bintangnya, dan berjarak 0,19 AU dari bintangnya. Penemuannya diumumkan pada tahun 1994. Sistem planet itu sekarang diketahui menampung setidaknya tiga planet yang massanya sama dengan planet berbatu di Tata Surya kita. Ketiga planet itu diberi nama Draugr, Poltergeist, dan Phobetor.
Sejak itu, beberapa pulsar telah ditemukan menjadi tuan rumah planet. Namun, kondisi yang sangat keras di sekitar kelahiran dan kehidupan pulsar membuat pembentukan planet 'normal' tidak mungkin terjadi. Bahkan banyak dari planet yang terdeteksi ini adalah objek eksotis (seperti planet yang sebagian besar terbuat dari berlian) tidak seperti yang kita kenal di tata surya kita.
Baca Juga: LIFE, Teknologi Canggih yang Kelak Mengungkap Lebih Banyak Ekstrasurya
Baca Juga: Kejadian Kosmik Baru, Lubang Hitam yang Menelan Bintang Neutron
Baca Juga: Eksoplanet Berbatu Ternyata Lebih Beragam dan Ekostis Dari Perkiraan
Sebuah tim astronom di University of Manchester melakukan pencarian terbesar untuk planet yang mengorbit pulsar hingga saat ini. Secara khusus, tim mencari sinyal yang menunjukkan keberadaan planet pendamping dengan massa hingga 100 kali lipat dari Bumi, dengan periode waktu orbit antara 20 hari dan 17 tahun. Dari 10 deteksi potensial, yang paling menjanjikan adalah sistem PSR J2007+3120 dengan kemungkinan menampung setidaknya dua planet. Ia memiliki massa beberapa kali lebih besar dari Bumi, dan periode orbit 1,9 ~3,6 tahun.
Hasil kerja menunjukkan tidak ada bias untuk massa planet tertentu atau periode orbit dalam sistem pulsar. Namun, hasilnya memang menghasilkan informasi tentang bentuk orbit planet-planet ini. Ia berbeda dengan orbit hampir-lingkaran yang ditemukan di tata surya kita. Planet-planet ini akan mengorbit bintang-bintangnya di jalur yang sangat elips. Ini menunjukkan bahwa proses pembentukan sistem planet-pulsar sangat berbeda dari sistem planet-bintang tradisional.
Membahas motivasi penelitiannya, Nițu mengatakan, "Pulsar adalah objek yang sangat menarik dan eksotis. Tepat 30 tahun yang lalu, planet ekstrasurya pertama ditemukan di sekitar pulsar, tetapi kita belum memahami bagaimana planet ini dapat terbentuk dan bertahan di kondisi ekstrem seperti itu. Mencari tahu seberapa umum ini, dan seperti apa bentuknya adalah langkah penting menuju ini."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR