Altar yang dibangun di atas bukit kecil di dekat percabangan sungai, bukit itu kemudian dibuat sedikit lebih tinggi. Sebuah tangga batu mengarah ke air dan ada juga sumur besar di lokasi itu. Kuil-kuil juga dikelilingi oleh beberapa lubang perapian.
Kuil-kuil utama di tempat suci itu dicat warna-warni dengan lukisan dinding dan memiliki atap ubin. Stempel di ubin menunjukkan bahwa mereka sering dibuat oleh tentara.
Akan tetapi tempat suci ini juga terkenal karena banyaknya altar di luar kuil utama, yang akan digunakan oleh para pemohon untuk menuangkan anggur dan mempersembahkan kurban hewan saat berdoa.
Norde mengatakan altar tersebut didedikasikan untuk beberapa dewa Romawi yang berbeda, termasuk Merkurius, dewa pesan, uang, dan sihir. Kemudian Jupiter-Serapis, avatar dewa utama yang berasal dari Mesir kuno; hingga Hercules Magusanus.
Selanjutnya penggabungan dari dewa Romawi Hercules (Heracles dalam bahasa Yunani) dan dewa atau pahlawan Jerman yang tidak disebutkan namanya dan Iunones, sekelompok dewi yang disembah terutama di Galia Romawi.
Baca Juga: Tidak Takut Mati, Pejuang Wanita Angkat Senjata Lawan Pasukan Romawi
Baca Juga: Batu Bersiul, Senjata Teror Tentara Romawi Kuno yang Paling Ditakuti
Baca Juga: Penemuan Belati Kuno Berusia 2.000 Tahun, Saksi Pertempuran Romawi
Setiap altar memuat sebuah prasasti Latin yang menyebutkan para dewa atau dewi yang didedikasikan untuknya. Tentara Romawi membayarnya untuk ditempatkan di sana, bersama dengan pangkatnya.
Norde mengatakan altar tampaknya telah ditempatkan oleh perwira senior di benteng Romawi, sebagai ucapan terima kasih kepada dewa-dewa mereka. Itu karena keingingan mereka telah terpenuhi, mungkin memenangkan pertempuran, atau bertahan tinggal di wilayah utara yang jauh dari rumah.
Selanjutnya, para arkeolog masih bekerja untuk menentukan tanggal dengan tepat berbagai struktur di sana. Namun tampaknya tempat suci itu digunakan dari sekitar abad pertama M sampai bagian akhir abad ketiga M. Saat itu kontrol Romawi di provinsi utara mulai goyah di bawah invasi Jerman.
Selain sisa-sisa kuil, altar, dan artefak, para arkeolog telah menemukan sisa-sisa banyak hewan kurban, seringkali burung seperti ayam. Tidak hanya itu, mereka juga menemukan hewan yang lebih besar seperti babi, domba, dan lembu.
"Kami telah menemukan banyak. Banyak jejak persembahan yang dibuat oleh para prajurit, dan banyak sisa makanan yang dipersembahkan kepada para dewa," kata Norde. "Jadi kita bisa melihat kehidupan sehari-hari di situs kuil."
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR