Nationalgeographic.co.id—Camilan dan minuman segar biasa menemani kita saat menonton film atau pertunjukan. Ternyata di zaman kuno, orang-orangnya melakukan kebiasaan yang sama seperti yang kita lakukan di zaman modern. Orang Romawi menikmati pertandingan gladiator sambil menyantap camilan. Ini diungkap oleh tim arkeolog yang melakukan penelitian di kota kuno dari masa Romawi.
Sebuah tim arkeolog dari Austria mengeklaim bahwa mereka menemukan sisa-sisa toko dan kios. Toko serta kios yang menjual roti dan makanan siap saji itu melayani penonton pertandingan gladiator di Carnuntum. Ini adalah salah satu kota Romawi kuno yang berada di Austria modern. Tim juga menciptakan rekonstruksi digital yang mengungkap seperti apa area tersebut di masa kejayaannya.
Carnuntum modern
Kota tenang Carnuntum yang ada saat ini tidak terlihat seperti kota yang dulunya hidup. Di zaman Romawi kuno, Carnuntum merupakan kota terbesar keempat Kekaisaran Romawi selama abad ke-2 Masehi. Ini dibuktikan dari sisa-sisa struktur Romawi seperti Gerbang Heathen yang monumental dan amfiteater. Sisa-sisa peninggalan Romawi kuno itu menunjukkan masa lalu kota yang kaya akan budaya.
Sebagian besar sisa-sisa kota terletak di bawah tanah di bawah padang rumput. “Situs tersebut menjadi target para pemburu harta karun,” ungkap Theodoros Karasavvas dilansir dari laman Ancient Origins.
Pada tahun 2011, Wolfgang Neubauer, direktur Institut Ludwig Boltzmann, mengidentifikasi sekolah gladiator di Carnuntum. Sekolah tersebut lengkap dengan tempat pelatihan, pemandian, dan sel tempat ratusan gladiator menghabiskan hidup mereka sebagai tahanan.
Neubauer telah mempelajari kota bawah tanah untuk waktu yang lama dengan bantuan praktik non-invasif. Menggunakan fotografi udara, sistem radar penembus tanah, dan magnetometer, itu tidak merusak area tersebut.
Penelitian ungkap “distrik hiburan” kota
Selama penelitian, tim Neubauer menemukan “distrik hiburan” Carnuntum yang dapat menampung sekitar tiga belas ribu orang. Para arkeolog dari tim mengidentifikasi bulevar luas berjejer toko yang mengarah ke amfiteater.
Setelah membandingkan struktur yang baru diidentifikasi dengan bangunan yang diketahui ditemukan di kota-kota Romawi populer lainnya. Neubauer menyimpulkan bahwa banyak dari bangunan di sepanjang jalan itu kemungkinan besar berfungsi sebagai bisnis kuno.
“Lampu minyak dengan penggambaran gladiator dijual di sekitar area ini,” kata Neubauer. Selain toko suvenir, para peneliti juga menemukan deretan kedai minuman dan “termopolia” tempat orang membeli makanan di konter. “Itu seperti kedai makanan siap saji. Anda bisa bayangkan sebuah bar, di mana kuali dengan makanan tetap hangat,” tambahnya lagi.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR