Baca Juga: Trepanasi, Teknik Pengeboran Kepala dari Suku Siberia Ini Bikin Ngeri
Baca Juga: Tragedi Wounded Knee: Pembantaian Suku Indian di Tanah Leluhurnya
Baca Juga: Apakah Suku Pejuang Wanita Amazon nan Ganas Benar-benar Nyata?
Tempat itu adalah tempat di mana sebuah kapal besar basi (anggur tebu) ditempatkan, bersama dengan beberapa kepala musuh yang telah mereka penggal dari tubuh lawan-lawannya.
"Setelah memberikan pidato kemenangan singkat, masing-masing prajurit kemudian akan memotong kepala untuk dirinya sendiri, memecahkannya menggunakan kapak, dan mengambil otaknya," terang koresponden Filipi Know.
Apabila dirasa tekstur otak musuhnya cukup keras, gadis-gadis muda Tinguian akan menumbuk santapan otaknya sampai cukup halus untuk dicampur dengan anggur tebu.
Ketika ramuan sudah siap, semua peserta akan mencicipinya masing-masing dan membagikannya untuk dinikmati seluruh suku. Mereka melakukannya layaknya zombie.
Khawatir bahwa Tinguian akan membunuh mereka, Gironière tidak punya pilihan selain mengambil bagian dari ramuan itu. Kejijikannya besatu padu dengan rasa khawatirnya, inilah yang membuat Gironière menyebut ramuan itu sebagai infernal beverage atau "minuman dari neraka."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Filipi Know |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR