Model sintetis ini berkembang secara normal hingga hari ke 8.5. Ini hampir setengah dari usia kehamilan tikus 20 hari. Yaitu pada tahap mana semua nenek moyang organ awal telah terbentuk, termasuk jantung yang berdetak. Juga sirkulasi sel induk darah, dan otak dengan lipatan yang berbentuk baik. Serta tabung saraf, dan saluran usus.
Dibandingkan dengan embrio tikus alami, model sintetis menunjukkan kesamaan 95 persen baik dalam bentuk struktur internal dan pola ekspresi gen dari jenis sel yang berbeda. Organ-organ yang terlihat pada model memberikan setiap indikasi fungsional.
“Studi ini menghadirkan arena baru: Tantangan kami berikutnya adalah memahami bagaimana sel punca tahu apa yang harus dilakukan—bagaimana mereka merakit diri menjadi organ dan menemukan jalan mereka ke tempat yang ditugaskan di dalam embrio,” kata Hanna. “Dan karena sistem kami tidak seperti rahim, transparan, ini mungkin berguna untuk memodelkan cacat lahir dan implantasi embrio manusia.”
“Alih-alih mengembangkan protokol berbeda untuk menumbuhkan setiap jenis sel. Misalnya, ginjal atau hati. Kita mungkin suatu hari dapat membuat model mirip embrio sintetis dan kemudian mengisolasi sel yang kita butuhkan. Kita tidak perlu mendikte organ yang baru muncul bagaimana mereka harus berkembang. Embrio itu sendiri melakukan yang terbaik,” ujarnya.
Seperti yang dilaporkan The Guardian, Hanna mengatakan embrio sintetis bukanlah embrio "asli" dan tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi hewan hidup, atau setidaknya tidak ketika mereka telah ditransplantasikan ke dalam rahim tikus betina. Dia telah mendirikan sebuah perusahaan bernama Renewal Bio yang bertujuan untuk menumbuhkan embrio sintetis manusia untuk menyediakan jaringan dan sel untuk kondisi medis.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR