Untuk memahami dari mana LayV berasal, para ilmuwan dari Tiongkok, Singapura, dan Australia mengambil sampel sejumlah hewan yang berbeda. Mereka kemudian berhasil juga mendeteksi patogen itu pada tikus. Hal ini menunjukkan bahwa tikus mungkin reservoir alami virus tersebut.
Skala ancaman virus ini tidak jelas. Namun, sebagaimana dikutip dari IFLScience, para peneliti telah menyerukan untuk tenang atas laporan mereka dan mendesak untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini.
Profesor Wang Linfa dari Programme in Emerging Infectious Diseases di Duke-NUS Medical School, yang menjadi salah satu peneliti studi baru tersebut, mengatakan kepada surat kabar yang dikelola pemerintah Tiongkok, Global Times, bahwa kasus penyakit tersebut "tidak fatal atau sangat serius". Ia juga menegaskan bahwa saat ini masyarakat "tidak perlu panik" terhadap kemunculan virus baru ini.
Source | : | IFLScience.com,Global Times,New England Journal of Medicine |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR