Periode ini adalah bagian dari apa yang dikenal sebagai Periode Migrasi, atau Völkerwanderung, ketika berbagai suku di Eropa berpindah-pindah. Saat itu mereka sering saling menaklukkan dan mendorong satu sama lain ke wilayah baru.
Sejarawan menganggap periode ini transisi antara zaman kuno dan awal Abad Pertengahan. Sementara di kuburan lain dari periode ini ditemukan di Jerman, pria sering dikubur dengan senjata. Sedangkan jika itu wanita dikebumikan dengan perhiasan dan manik-manik.
Baca Juga: Shabti, Patung Simbol Pelayan Bangsa Mesir Kuno di Alam Baka
Baca Juga: Penanda Kuburan Berusia 1.800 Tahun Ini Mengutuk Orang yang Membukanya
Baca Juga: Raja Viking Herlaug dan Para Anak Buahnya Memilih Dikubur Hidup-Hidup
Baca Juga: Gali 25 Kuburan Kuno, Arkeolog Ungkap Nenek Moyang Bangsa Maya
Ritus penguburan terkadang berubah saat penakluk mengambil alih desa atau wilayah tertentu. Misalnya, suku Jermanik yang disebut Alemanni dikalahkan oleh kaum Frank pada tahun 496 M dan diserap ke dalam Kadipaten Merovingian.
Selama masa transisi ini, suku Alemanni mulai menguburkan orang mati dari rumah tangga mereka bersama-sama di kuburan yang disebut adelsgrablege (berarti "kuburan mulia"). Kuburan itu juga menyimpan barang-barang mewah, seperti baju besi dan perhiasan.
Sebuah studi tahun 2018 pernah menyelidiki salah satu kuburan ini yang berasal dari sekitar tahun 580 hingga 630 M. Mereka menemukan bahwa anggota rumah tangga tidak harus memiliki hubungan darah dan bahwa anggota keluarga yang diadopsi dihargai sama dengan mereka yang lahir atau menikah di dalamnya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR