Baca Juga: Ilmuwan Rencanakan Memanen Sumber Daya di Planet Mars dengan Plasma
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Metode Aman Mendaratkan Manusia di Planet Mars
Baca Juga: Perayaan Sepuluh Tahun Penjelajah Curiosity Menjelajahi Planet Mars
“Evolusi dari banyak air menjadi tanpa air tidak sejelas yang kita kira,” ujar John. “Air tidak berhenti begitu saja dalam semalam. Kami melihat keragaman besar konteks geologis sehingga tidak ada satu proses atau garis waktu sederhana yang dapat menjelaskan evolusi mineralogi Mars. Itulah hasil pertama dari penelitian kami. Kedua, jika Anda mengecualikan proses kehidupan di Bumi, Mars menunjukkan keragaman mineralogi dalam pengaturan geologis seperti halnya Bumi.”
Instrumen OMEGA dan CRISM cocok untuk survei ini. OMEGA menawarkan cakupan global Mars pada resolusi spektral yang lebih tinggi dan rasio signal-to-noise yang lebih baik. CRISM secara unik menyediakan pencitraan spektral resolusi tinggi dari permukaan (hingga 15m/piksel) untuk petak-petak Mars yang sangat terlokalisasi. Lalu menjadikannya yang paling cocok untuk memetakan wilayah-wilayah kecil yang menarik, seperti lokasi pendaratan rover.
Penyelidikan ini juga telah memberi para perencana misi beberapa prospek bagus untuk lokasi pendaratan potensial di masa depan karena dua faktor. Pertama, masih ada molekul air dalam mineral berair. Ini menyediakan tempat potensial untuk ekstraksi air untuk pemanfaatan sumber daya in-situ. Penting untuk membangun pangkalan manusia di Mars bersama dengan lokasi es air bawah permukaan yang diketahui. Kedua, bahkan sebelum manusia pergi ke Mars, mineral berair menyediakan lokasi yang fantastis untuk melakukan sains.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR