"Ini hanya contoh ketiga dari nebula planeter yang ditemukan di gugus bintang terbuka galaksi, dan kelompok saya telah menemukan ketiga contoh yang dikonfirmasi. Mereka sangat langka tetapi juga sangat penting karena benda-benda indah ini memungkinkan kita untuk secara independen menentukan titik pada apa yang disebut hubungan massa awal hingga akhir untuk bintang. Meski terlepas dari metode tradisional menggunakan katai putih dalam kelompok," jelas Parker.
Rekan penulis Prof Albert Ziljstra, Profesor Tamu Terhormat Hung Hing Ying dalam Sains dan Teknologi di HKU LSR dari Universitas Manchester juga mengomentari masa hidup visibilitas Nebula Planet yang sebelumnya jauh lebih pendek di galaksi umum. "Hasil baru ini menyiratkan bahwa lokasi nebula planeter menyediakan lingkungan yang cocok untuk memungkinkan nebula planeter ini berkembang dan memudar tanpa gangguan oleh sekelilingnya (yang biasanya jauh lebih lemah di gugus bintang galaksi) dan tidak seperti yang terjadi di galaksi," ujarnya.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Eurekalert |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR