Nationalgeographic.co.id—Setiap satwa dalam dunia hewan memiliki keunikan atau kemampuan khas masing-masing. Salah satunya yang unik adalah spesies ubur-ubur yang kerap dijuluki sebagai "ubur-ubur abadi"
Baru-baru ini para ilmuwan di Spanyol telah mengungkapkan kode genetik dari "ubur-ubur abadi" tersebut. Ubur-ubur berjenis Turritopsis dohrnii ini adalah makhluk laut dengan kemampuan untuk kembali ke bentuk larva remaja berulang-ulang.
Untuk memahami mengapa Turritopsis dohrnii memiliki kemampuan khusus ini, Maria Pascual-Torner, Victor Quesada dan rekan-rekannya di University of Oviedo membandingkan urutan genetik T. dohrnii dengan Turritopsis rubra, sepupu dekatnya yang tidak memiliki kemampuan peremajaan.
Turritopsis dohrnii adalah satu-satunya spesies yang mampu berulang kali meremajakan dirinya sendiri setelah reproduksi seksual. Hal ini membuatnya abadi secara biologis, tulis para ilmuwan dalam makalah studi mereka yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
"Kami telah mengetahui tentang spesies ini yang mampu melakukan sedikit tipu daya evolusioner selama mungkin 15-20 tahun," ujar Monty Graham, seorang ahli ubur-ubur dan direktur Florida Institute of Oceanography yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Louisa Wright menulis untuk DW bahwa para ilmuwan tersebut membandingkan satu set hampir 1.000 gen yang terkait dengan penuaan dan perbaikan DNA antara T. dohrni dan cnidaria lainnya. Mereka kemudian mampu menyajikan berbagai mRNA yang diekspresikan oleh ubur-ubur itu pada berbagai tahap proses pembalikan siklus hidup.
T. dohrnii bukan satu-satunya spesies cnidaria yang dapat meremajakan diri. Namun, kemampuan ini biasanya hilang setelah hewan mencapai kematangan seksual, kata para ilmuwan.
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Tujuh Binatang yang Punya Profesi Tidak Biasa
Baca Juga: Turritopsis dohrnii, Ubur-ubur Abadi yang Bisa 'Mencurangi' Kematian
Baca Juga: Sel Penyengat Ubur-ubur Menyimpan Petunjuk Keanekaragaman Hayati
Studi ini menemukan bahwa variasi dalam genom T. dohrnii mungkin membuatnya lebih baik dalam menyalin dan memperbaiki DNA. Spesies ubur-ubur ini juga tampak lebih baik dalam mempertahankan ujung kromosom yang disebut telomer. Pada manusia dan spesies lain, panjang telomer telah ditemukan memendek seiring bertambahnya usia.
Para peneliti berhadap, upaya mengungkap misteri ubur-ubur abadi ini akan membantu memberikan petunjuk penuaan manusia.
Grahan mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada nilai komersial langsung dari temuan baru tersebut.
"Kami tidak bisa melihatnya sebagai, hei, kami akan memanen ubur-ubur ini dan mengubahnya menjadi krim kulit," tegas Graham.
"Itu salah satu makalah yang menurut saya akan membuka pintu ke jalur studi baru yang layak untuk dikejar," tambahnya.
Source | : | Reuters,DW |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR