Nationalgeographic.co.id—Selama hampir seribu tahun, Kekaisaran Romawi menaklukkan banyak wilayah. Mereka menetapkan hukum dan mengatur kehidupan masyarakat di wilayah taklukannya. Tidak dipungkiri, ide dan prinsip penting pemerintahan modern dan kehidupan sehari-hari berperan dalam membentuk peradaban modern. Namun salah satu kekaisaran terbesar dan terhebat di masanya itu pun harus berakhir. Kejatuhan Romawi mengguncang dunia kuno saat itu. Selain itu, juga memiliki efek mendalam pada seribu tahun berikutnya pada sejarah Eropa Barat. Apa yang terjadi setelah Kekaisaran Romawi jatuh?
Memahami penyebab jatuhnya Kekaisaran Romawi
Untuk memahami efek kejatuhan Kekaisaran Romawi, pertama-tama kita harus memahami mengapa kekaisaran jatuh. Topik ini telah dibahas dan diperdebatkan oleh banyak sejarawan selama berabad-abad. Hingga kini, belum ada jawaban pasti mengapa kekaisaran yang begitu besar bisa jatuh.
Namun, ada beberapa faktor yang sebagian besar ahli sepakat setidaknya memainkan peran dalam keruntuhan kekaisaran. Yang pertama adalah krisis ekonomi. Sebagian besar ekonomi Romawi didasarkan pada tenaga kerja budak. Bahkan diperkirakan, pada puncaknya, 25% penduduk Roma adalah budak.
Budak-budak berasal dari musuh-musuh yang ditaklukkan. Karena itu, ketika Romawi tidak lagi mampu menaklukkan wilayah lain, pasokan budak “mengering”. Mengandalkan tenaga manusia selama bertahun-tahun, kekurangan budak menyebabkan bangsa Romawi tidak dapat mengejar inovasi teknologi di bidang pertanian. “Tanpa tenaga kerja murah dan budak untuk bekerja di ladang, ekonomi runtuh,” ungkap Marcus Magister di laman Medium.
Romawi memiliki sistem kesejahteraan yang mendukung ribuan orang Romawi yang kehilangan pekerjaan akibat ketersediaan budak. Tidak disadari, sistem yang diciptakan ini membebani pundi-pundi Romawi dan ekonomi.
Korupsi juga turut menyebabkan keruntuhan ekonomi yang melanda Kekaisaran Romawi. Seorang penulis tak dikenal yang hidup sekitar tahun 386 Masehi menulis,
“… dimana seni [keserakahan] menimpa provinsi, datanglah keserakahan mengerikan dari gubernur provinsi, yang merusak kepentingan pembayar pajak”.
Orang Romawi menyadari bahwa gaya hidup mewah para elite membuat kekaisaran bertekuk lutut.
Alasan utama kedua untuk kejatuhan Romawi bukanlah pola dasar “orang barbar di luar batas wilayah”. Namun sebaliknya, orang barbar (non-Romawi) di dalam wilayah Romawi yang membuat masalah.
Sebagai kekaisaran terus bertumbuh, proporsi jumlah penduduk asli tidak sebanding dengan ukuran kekaisaran. Romawi terpaksa menyewa tentara bayaran barbar untuk mempertahankan perbatasan. Tentu saja pasukan ini tidak memiliki kualitas yang sama dengan legiun zaman keemasan Romawi. Selain itu, mereka juga tidak setia kepada Romawi.
Para jenderal dan komandan yang memerintahkan kesetiaan tentara bayaran kemudian dapat menguasai Romawi. Ini sebagian menyebabkan korupsi yang merajalela dan iklim politik yang bergejolak, yang berperan dalam keruntuhan Romawi.
Source | : | Medium.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR