Nationalgeographic.co.id - Avar diketahui sebagai etnis Kaukasia bagian timur laut. Mereka suka berkuda, dan sebagai prajurit misterius yang menjadi salah satu faktor jatuhnya kekaisaran Romawi. Pada masa jayanya, mereka mendominasi dari Austria sampai Serbia selama lebih dua abad.
Misteriusnya, mereka menghilang tanpa jejak. Tidak sedikit para ilmuwan mencari asal-usul mereka. Etnis ini tidak punya catatan tertulis, dan hanya barang-barang kuburan dan catatan sejarah dari bangsa lain. Sejarah menyebutkan mereka mendominasi dataran Hongaria kini sebelum mencapai Eropa sekitar abad kelima Masehi.
Kini, bukti arkeologis dan genetik mengungkapkan, bahwa Avar adalah etnis yang bermigrasi dari Mongolia. Pergerakan mereka dalam migrasi manusia, jauh lebih cepat dan jarak yang sangat jauh dalam sejarah manusia. Temuan itu diungkap oleh para peneliti di jurnal Cell bertajuk "Ancient genomes reveal origin and rapid trans-Eurasian migration of 7th century Avar elites".
Teori etnis Avar kemungkinan berasal dari Asia Timur diketahui oleh para ilmuwan, seperti yang sebelumnya dilaporkan di National Geographic Indonesia. Hal itu terkait dengan banyaknya barang-barang mereka yang punya kemiripan corak dengan masyarakat Asia Timur.
Tidak hanya itu, Eropa Timur memang pernah disinggahi oleh bangsa Asia Timur lainnya, yang disebut etnis Hun. Para ahli evolusioner terkait bidang migrasi manusia juga mengutarakan, setelah peristiwa Out of Africa, sebagian dari Asia Timur bergerak menuju Eropa Timur.
Penelitian ini mengambil sampel dari gundukan kuburan besar di Hongaria. Etnis Avar mengubur kalangan elitnya di makam seperti ini, dengan dikelilingi oleh senjata, dan bejana emas dan perak yang didekorasi dengan indah. Kalangan elite terkadang dimakamkan dengan kuda dan peralatan kuda mereka. Perlu diketahui, etnis Avar adalah orang paling awal di Eropa yang menggunakan sanggurdi untuk berkuda.
Para peneliti mengekstrak DNA kuno dari kerangka dari pria dan wanita berstatus tinggi di 27 situs di Hongaria. DNA itu kemudian dibandingkan dengan data DNA kuno yang ada. Para peneliti justru menemukan kecocokan paling mirip dengan kuburan kuno abad keenam di Mongolia.
Baca Juga: Misteri di Balik Kematian Attila sang Hun, Musuh yang Ditakuti Romawi
Baca Juga: Migrasi Anglo-Saxon: Transformasi Populasi Terbesar Dunia Pasca-Romawi
Baca Juga: Ilmuwan Menganalisis Genom Hominin dari Gua Rusa Merah di Tiongkok
Baca Juga: Asal-usul Suku Hun, 'Mesin Pembunuh' Misterius yang Ditakuti Romawi
"Secara genetik, orang Avar elite punya profil yang amat sangat timur," Choongwon Jeong, rekan penulis dan ahli genetika di Seoul National University, dikutip dari Science. "DNAnya sangat dekat sehingga harus berada dalam satu generasi, atau kurang."
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | National Geographic Indonesia,Science,Cell Press |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR