Baca Juga: Karut-Marut Pagebluk Pes Pertama di Hindia Belanda
Baca Juga: Pesjati, Takdir Balita Penyintas Pagebluk Pes di Hindia Belanda
Dari laporan tersebut, Residen Hiljee mulai melakukan investigasi ke lokasi pabrik beserta dengan pihak berwenang. Tidak hanya pabrik yang berlokasi di Mandirancan, sejumlah pabrik di Linggarjati dan Kota Cirebon juga turut diselidiki.
Maatschappij Ek Seng Hien dan N.V. tot Exploitatie van de Petodjo Ys Fabriek diinvestigasi secara mendalam. Beberapa pabrik es kecil juga ditelisik mulai dari pabrik di Talaga, Kadugede, Cilimus, Indramayu, dan beberapa yang berada di Kota Cirebon.
Meski sempat mendapat penyelidikan ketat, sejumlah pabrik es terbukti tidak bersalah dan pabriknya dibiarkan beroperasi. Dari hasil penyelidikan menunjukkan es batu dan minuman dingin hanya sebagai faktor pendukung tersebarnya virus, bukan menjadi hal utama penyebaran virus.
Permasalahan utama adalah faktor higienitas, di mana masyarakat di Karesidenan Cirebon hidup dalam lingkungan yang kotor dan kumuh. Ketika imunitas melemah karena pola hidup jorok, minuman dingin menjadi pendorong terserang dan tersebarnya tifus.
Source | : | Jurnal Sejarah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR