Kaisar Elagabalus memimpin Romawi untuk waktu yang singkat, sejak tahun 218 hingga 222. Di waktu yang singkat itu, Elegabalus memiliki daftar panjang skandal-skandal yang dilakukannya. Ketika berbicara tentang bangsawan paling aneh sepanjang sejarah, Elagabalus mungkin termasuk yang paling liar.
Ia berusia 14 tahun ketika menjadi kaisar. Namun masa-masa indahnya tidak berlangsung lama. Di usianya yang ke-18, Elagabalus tewas dibunuh oleh prajuritnya sendiri. Mungkin skandal-skandal yang muncul akibat ulahnya yang mendorong upaya pembunuhan kaisar muda itu.
Punya lima orang istri
Elagabalus menikahi lima wanita saat dia menjadi kaisar. Sejarawan hanya mengetahui nama tiga wanita. Namun yang paling terkenal adalah Aquilia Severa. Menurut Historia Augusta, ia adalah Perawan Vestal, yang telah melakukan sumpah untuk kesucian dan pemujaan dewi Vesta. Meski demikian, sumpah suci pada dewi tidak menghalangi Elagabalus. Dia melanggar sumpahnya dan menikahinya. Elagabalus bahkan menyatakan bahwa persatuan mereka akan menghasilkan anak-anak seperti dewa.
Rumor mengatakan bahwa Elagabalus juga menikah dengan seorang pria. Identitasnya telah diperdebatkan oleh para sarjana, tetapi kemungkinan itu adalah salah satu favorit Elagabalus. Bisa jadi itu adalah atlet Zoticus atau pengemudi kereta Hierocles.
Rumor menyebutkan jika Elagabalus mengurbankan anaknya untuk dewa
Historia Augusta membuat klaim mengejutkan bahwa Elagabalus mengorbankan anak-anak untuk menghormati dewanya.
“Elagabalus juga mempersembahkan kurban manusia. Untuk tujuan ini, ia mengumpulkan anak-anak bangsawan dari seluruh Italia. Ia akan memeriksa tanda-tanda vital anak-anak dan secara fisik melukai para korban menurut ritusnya.
Klaim ini kemungkinan besar rumor karena pengurbanan manusia jarang dilakukan di Romawi saat itu.
Elagabalus membuka pemandian umum kekaisaran untuk menarik para pria
Di zaman Romawi, kaisar tidak mandi di tempat umum. Namun ada beberapa pengecualian, seperti Elagabalus. Ia membuka pemandian istana dan pemandian Plautinus untuk masyarakat umum. Tetapi ternyata ada motif tersembunyi di balik tindakannya itu. “Dengan cara ini sang kaisar bisa mendapatkan pasokan manusia dengan organ yang luar biasa besar,” tulis Carly Silver di laman Ranker.
Sang kaisar gemar membuat lelucon untuk tamunya
Elagabalus suka bercanda dengan tamu pesta makan malam. Selama hidangan penutup, kaisar akan membiarkan singa dan macan tutul masuk. Hewan peliharaannya itu telah dilatih dengan sangat baik. Namun tetap saja, itu menimbulkan kepanikan di antara tamunya. Dan Elagabalus menganggapnya lucu.
Suatu kali, Elagabalus mengumpulkan satu ton ular dan mulai melepaskannya di tengah kerumunan orang banyak. Ini kontan menyebabkan banyak orang terluka akibat gigitan ular.
Elagabalus juga memiliki kebiasaan mengendarai kereta yang dikendarai oleh hewan-hewan eksotis seperti unta atau gajah.
Dia mengikat tamu di kincir air
Seakan masih belum cukup, Historia Augusta mengungkapkan beberapa tingkah aneh Elagabalus.
Historia Augusta mencatat salah satu kebiasaan Elagabalus yang dianggap paling tidak menarik: menyakiti tamunya secara fisik. Sang kaisar diketahui telah mengikat tamunya di kincir air. Tentu saja ini membuat para tamu timbul dan tenggelam di air, mengikuti putaran roda kincir.
Elagabalus mungkin ingin meniru mitologi Yunani-Romawi. Zeus menghukum Ixion dengan mengikatnya di roda pemintal di dunia bawah untuk selamanya.
Sang kaisar senang berdandan seperti wanita
Elagabalus dikabarkan sering berdandan sebagai wanita. Dia membuat dirinya seperti dewi Venus, mengenakan mahkota dan riasan. Elagabalus juga mandi dengan wanita dan menghilangkan rambut tubuh dan wajahnya. Pakaiannya yang seksi dan kebiasaannya yang mahal juga membuat tampak feminin di mata para penulis sejarah Romawi.
Memaksa masyarakat untuk menyembah dewanya
Sebelum dia menjadi kaisar, Elagabalus kelahiran Suriah menjabat sebagai pendeta dewa matahari Elagabalus. Sang kaisar awalnya bernama Varius. Kemudian, ia mengadopsi nama Antoninus (untuk membuat dirinya tampak lebih Romawi) dan Elagabalus.
Kaisar membawa pemujaan Elabagalus ke Roma, mengabaikan tugas-tugas pemerintahan demi menjadikan dewa pelindungnya sebagai dewa pertama dan utama.
Ia juga membangun dewa kuil di dekat Bukit Palatine dan mencoba memberinya lambang paling suci agama Romawi, termasuk api Vesta dan Palladium. Dia berencana untuk menggabungkan semua agama di bawah penyembahan Elagabalus.
Dia menghujani para tamunya dengan bunga-bunga
Elagabalus menyukai hal-hal yang berbau harum. Menurut Historia Augusta: "Dia biasa menaburkan mawar dan segala macam bunga, seperti bunga lili, violet, eceng gondok, dan narsisis, di atas ruang perjamuannya, dipan dan serambinya. Lalu berjalan-jalan di antaranya."
Tidak jarang Elagabalus berlebihan dalam menunjukkan kecintaannya pada bunga. Kabarnya, di salah satu pesta, Elagabalus menaburkan berton-ton bunga dari langit-langit ruangan, menutupi tamu-tamunya. “Beberapa dari mereka mati ketika mereka tidak bisa merangkak ke permukaan, sementara kaisar memandang dengan geli,” tambah Silver.
Menciptakan senat untuk wanita
Senat Romawi hanya untuk laki-laki, sampai Elagabalus datang. Menurut Historia Augusta, “Dia juga mendirikan senaculum atau senat wanita di Bukit Quirinal.”
Namun, organisasi ini tidak terlalu bagus untuk wanita. Di bawah pengaruh ibu Elagabalus, mereka menetapkan aturan ketat tentang apa yang boleh dikenakan oleh wanita, bagaimana mereka bisa berkuda, dan siapa yang boleh memakai sepatu emas.
Tidak jelas apakah senat yang semuanya perempuan ini benar-benar ada. Namun, kerabat perempuan Elagabalus tampaknya memainkan peran penting dalam pemerintahannya.
Apa tujuan Elagabalus membentuk senat khusus wanita? Alih-alih memberikan hak kepada wanita, tindakannya ini merupakan penghinaan besar kepada senat. Elagabalus pun diketahui kerap melontarkan hinaan pada senat dengan menyebut mereka “budak bertoga”.
Di masa pemerintahannya yang singkap, Elagabalus kerap menciptakan skandal yang penuh sensansi yang membuatnya dikenang dalam sejarah.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Ranker.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR