Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani kuno, dewa-dewi Olimpus memiliki kekuatan super yang membuat manusia tampak lemah. Manusia harus berkelakuan baik agar dewa-dewi tidak murka. Jika murka, mereka bisa menjatuhkan hukuman yang mengerikan dan tidak masuk akal. Misalnya seorang wanita yang dihukum menjalani persalinan tanpa henti dari Hera. Tidak hanya itu, masih banyak hukuman absurd yang diberikan oleh dewa-dewi Olimpus dalam mitologi Yunani kuno kepada manusia.
Orang Yunani Kuno tidak memiliki dewa yang sempurna yang berbuat kebaikan. Tidak jarang, dewa-dewa Yunani berbuat salah dan manusia harus menanggung keputusan ilahi mereka. Misalnya ketika Zeus berselingkuh, selingkuhannya harus menanggung hukuman dari Hera yang cemburu buta.
“Dewa Yunani sering digambarkan sebagai pengganggu sadis dan mencari alasan untuk menjatuhkan hukuman absurd,” tulis Khalid Elhassan di laman History Collection. Kesalahan kecil yang dilakukan manusia bisa membuat dewa yang agung murka. Sebagai balasan, manusia menjalani hukuman yang aneh sebagai “pelajaran” untuk menunjukkan siapa yang berkuasa.
Hera, istri Zeus, menghukum mantan selir sang suami dengan persalinan panjang selama bertahun-tahun
Menjadi istri dewa Zeus bukan hal yang mudah, mengingat sang suami suka berpetualang cinta. Bahkan ketika seorang wanita sudah memutuskan untuk menjadi istri Zeus yang kesekian, ia masih harus menghadapi Hera.
Hera, istri pertama Zeus sekaligus ratu para dewa-dewi, adalah seorang pencemburu gila. Tidak jarang, ia memberikan hukuman mengerikan kepada selingkuhan sang suami.
Misalnya Leto, salah satu selir Zeus yang menjadi korban. Selain ditinggalkan oleh Zeus dalam keadaan hamil, ia pun harus menghadapi Hera yang murka dan cemburu buta.
Ia pun mengubah hidup Leto bagai neraka. Pertama, Hera menendang Leto yang hamil keluar dari Olimpus. “Ia memaksanya untuk mengembara di dunia di antara manusia,” tambah Elhassan.
Seakan masih belum cukup, ratu Olimpus itu memastikan Leto menjadi persalinan yang panjang dan menyiksa.
Hera melarangnya melahirkan di “terra firma” – daratan atau pulau mana pun di bawah matahari. Ia juga melarang siapa saja untuk menawarkan tempat berteduh, makanan, atau air kepada Leto. Leto terpaksa terus berkeliaran di bumi, tanpa kesempatan untuk menetap di mana pun untuk melahirkan.
Istri Zeus yang cemburu menyiksa pendeta wanita sampai gila dan membiarkannya berkeliaran di bumi
Untuk melindungi selingkuhannya dari Hera, Zeus mengubah Io menjadi seekor sapi putih. Hera pun memaksa sang dewa untuk memberikan sapi itu sebagai hadiah.
Hera pun mendapatkan apa yang diinginkan. Io, pendeta malang yang diubah jadi sapi, ditambatkan di pohon dan mendapatkan penjagaan ketat.
Tidak bisa menahan rindu, Zeus mencoba mengelabui penjaga agar bisa melepas rindu pada selingkuhannya.
Hera pun mengetahui kelakuan sang suami. Alih-alih menghukum Zeus, Hera memberikan hukuman menyiksa pada pendeta malang itu.
Bayangkan, sudah diubah menjadi sapi, ia masih harus menghadapi Zeus yang maniak seks dan Hera yang pencemburu.
Hera mengirim seekor gadfly untuk menyiksa sapi putih, menyengatnya tanpa henti, dan membuatnya gila karena kesakitan. Tidak hanya itu, sang penguasa Olimpus memaksa Io berkeliaran di bumi dalam upaya untuk melarikan diri dari rasa sakit akibat sengatan.
Io berenang di selat antara Eropa dan Asia, yang kemudian dikenal sebagai Bosporus (Yunani untuk “ford of the cow”). Juga laut barat daya Yunani, yang kemudian dikenal sebagai Laut Ionia. Io akhirnya berenang ke Mesir, di mana Zeus akhirnya mengembalikannya ke wujud manusia.
Penipu yang terlalu pintar diberi hukuman kerja tanpa henti
Dalam legenda Yunani, Sisyphus adalah raja Korintus. Meski paling bijaksana dari semua orang, ia juga penipu licik yang menjadi ayah dari pahlawan Odysseus. “Kelicikan dan kepandaian Sisyphus membuatnya bermasalah dengan para dewa, terutama dengan Zeus,” Elhassan menambahkan lagi.
Sisyphus melanggar Xenia, hukum keramahtamahan orang Yunani Kuno yang melindungi pelancong dan tamu. Ia membunuh beberapa tamunya untuk menunjukkan kekejamannya. Itu membuat Zeus marah.
Zeus mengirim dewa kematian untuk mengambil Sisyphus dan merantainya ke dunia bawah. Namun Sisyphus menipu dewa kematian dengan menanyakan bagaimana rantai itu bekerja dan akhirnya merantai dewa itu.
Dengan merantai dewa kematian, orang yang sakit parah tidak dapat lagi menemukan pembebasan dari penderitaan duniawi. Maka, tidak ada pengorbanan yang dapat dilakukan bagi dewa. Para dewa mengancam Sisyphus dengan hukuman yang mengerikan jika dia tidak membebaskan dewa kematian. Dengan enggan, Sisyphus melakukan perintah dewa.
Lagi-lagi Sisyphus menipu dewa kematian. Ia memerintahkan istrinya untuk tidak melakukan ritual kematian. Begitu sampai di dunia bawah, ia memohon kepada dewa kematian untuk mengizinkannya kembali ke bumi. Pasalnya, ia harus “menghukum” istrinya karena tidak melakukan ritual suci.
Dewa pun tertipu lagi. Sisyphus kembali ke bumi dan hidup sampai tua. Dewa mengutuk Sisyphus untuk selamanya menggulingkan batu besar ke atas bukit yang curam. Segera setelah Sisyphus membawa batunya ke puncak bukit, batu itu akan menggelinding ke sisi yang lain. Dia harus kembali turun dan mengambil batunya untuk menggulungnya ke atas bukit lagi.
Jatuh cinta dengan istri Zeus, seorang pria harus menjalani penyiksaan abadi
Ixion, dalam mitologi Yunani, adalah putra dewa perang Ares dan seorang wanita fana. Ia memiliki reputasi sebagai seseorang yang gila, jahat, dan berbahaya. Karena berbuat salah, para dewa menghukumnya dengan siksaan abadi.
Pelanggaran besar pertama Ixion yang menyinggung para dewa atas perlakuannya pada ayah mertuanya.
Ia menjanjikan ayah mertuanya hadiah yang berharga sebagai mahar namun mengingkari dan gagal membayarnya setelah pernikahan. Jadi ayah mertua menyita beberapa kuda berharga milik Ixion sebagai jaminan untuk mahar yang dijanjikan.
Ixion berpura-pura mengabaikannya, mengundang ayah mertuanya ke pesta. “Di sana, ia membunuhnya dengan mendorongnya ke tempat tidur bara api,” tambah Elhassan.
Pembunuhan itu sangat menjijikkan di mata orang Yunani dan para dewa karena melanggar Xenia. Itu adalah hukum keramahtamahan yang mengatur hubungan antara tamu dan tuan rumah.
Pelanggaran Xenia membuat Ixion tercemar, dijauhi oleh sesama orang Yunani dan tidak layak untuk hidup di tengah-tengah manusia. Tidak ada yang mau melakukan ritual keagamaan yang diperlukan yang akan membersihkannya dari kesalahannya dan mengembalikannya ke kedudukan yang baik. Jadi jadi terpaksa hidup di hutan belantara sebagai penjahat.
Namun Zeus mengasihani Ixion, ia membersihkannya dari kesalahan dan mengundangnya ke Olimpus, untuk makan di meja para dewa. Namun, ketika Ixion diperkenalkan kepada istri Zeus, Hera, dia jatuh cinta. Di belakang punggung Zeus, Ixion mengejar Hera.
Itu adalah pelanggaran besar lainnya terhadap Xenia: bernafsu dan mengejar istri tuan rumah. Ini adalah pelanggaran besar terhadap kewajiban tamu kepada tuan rumahnya.
Ketika Zeus mendengar, dia tidak percaya bahwa Ixion bisa begitu tidak tahu berterima kasih dan kurang ajar. Sebab, Zeus telah menghapus kesalahan dan menjamunya.
Sang penguasa Olimpus murka dan mengusir tamu yang tidak tahu berterima kasih itu. Seakan masih belum cukup, Zeus menyerang Ixion dengan petir.
Dia kemudian memerintahkan dewa pembawa pesan, Hermes, untuk menangkap Ixion dan mengikatnya ke roda api. Ixion dikutuk untuk berputar selamanya melintasi langit.
Baca Juga: 6 Dewa Yunani Homoseksual, Zeus Jatuh Cinta dengan Remaja Pria
Baca Juga: Kisah Zeus dan Selingkuhannya, Dari Wanita Hingga Sesama Jenis
Baca Juga: Lima Hari Pertama yang Menentukan Kehidupan Bayi Baru Lahir Era Yunani
Pria tidak beruntung yang tidak sengaja melihat dewi telanjang, dihukum dicabik-cabik oleh anjing
Dalam mitologi Yunani, Actaeon adalah pahlawan Thebes yang terkenal. Ia suka berburu di pedalaman daerah asalnya, Boeotia. Seperti pahlawan Achilles, Actaeon telah diajari berburu oleh centaur Chiron. Chiron adalah makhluk mitos dengan tubuh bagian bawah kuda dan badan serta tubuh bagian atas manusia. Ia menumbuhkan hasrat berburu pada Actaeon.
Suatu hari, saat sedang berburu dengan anjing-anjingnya di Boeotia, Actaeon tanpa disadari menemukan dewi suci Artemis. Saat itu Artemis dalam keadaan telanjang dan sedang mandi dengan beberapa peri kayu.
Meski tidak sengaja, Artemis sangat murka karena seorang manusia melihatnya telanjang.
Sang dewi pun mengubahnya menjadi rusa. Actaeon yang ketakutan berlari ke dalam hutan, tetapi anjing-anjingnya sendiri mendeteksi bau rusa jantan. Mereka gagal mengenali tuannya di tubuh barunya. Acteon pun dikejar dan dicabik-cabik oleh anjing-anjing peliharaannya.
Dewa-dewi Olimpus dalam mitologi Yunani bukanlah dewa yang sempurna. Tidak jarang, mereka menjatuhkan hukuman atas kesalahan dewa lain atau kesalahan yang tidak disengaja.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR