Nationalgeographic.co.id - Mars disebut juga sebagai planet merah. Namun sebenarnya, itu sebutan untuk saat ini. Dahulu, Mars itu benar-benar biru dan tertutup air, membawa kita lebih dekat untuk mengetahui apakah Mars pernah menyimpan kehidupan sebelumnya, atau masih ada hingga saat ini.
Sebagian besar peneliti setuju bahwa ada air di Mars, tetapi seberapa banyak air tersebut masih diperdebatkan. Namun kini, sebuah studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Formasi Bintang dan Planet Universitas Kopenhagen, bekerja dengan rekan-rekan dari Université de Paris, ETH Zürich dan Universitas Bern menunjukkan bahwa sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, ada cukup air untuk menutupi seluruh planet Mars di lautan sedalam 300 meter.
"Pada saat itu, Mars dibombardir dengan asteroid berisi es. Itu terjadi dalam 100 juta tahun pertama evolusi planet. Sudut menarik lainnya adalah asteroid juga membawa molekul organik yang secara biologis penting bagi kehidupan," kata Profesor Martin Bizzarro. dari Pusat Formasi Bintang dan Planet.
Selain air, asteroid es juga membawa molekul yang relevan secara biologis seperti asam amino ke Planet Merah. Asam amino ini digunakan ketika DNA dan RNA membentuk basa di mana mengandung semua yang dibutuhkan untuk sel.
Hasil studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada 16 November, dengan judul makalah: “Late delivery of exotic chromium to the crust of Mars by water-rich carbonaceous asteroids.”
Studi baru ini menunjukkan bahwa lautan yang menutupi seluruh planet dalam air setidaknya memiliki kedalaman 300 meter. Atau bahkan, juga mungkin memiliki kedalaman hingga satu kilometer. “Sebagai perbandingan, sebenarnya air yang ada di Bumi itu sangat sedikit, jadi bisa dibayangkan seberapa banyak air di Mars,” jelas Bizzarro.
"Ini terjadi dalam 100 juta tahun pertama Mars. Setelah periode ini, sesuatu bencana terjadi bagi kehidupan potensial di Bumi. Diyakini bahwa ada tabrakan raksasa antara Bumi dan planet seukuran Mars lainnya. Itu adalah tabrakan energik yang membentuk Sistem Bumi-Bulan dan, pada saat yang sama, memusnahkan semua potensi kehidupan di Bumi," kata Bizzarro.
Baca Juga: NASA Melakukan Pencarian Tanda-tanda Kehidupan Purba di Planet Mars
Baca Juga: Pemandangan Indah di Planet Mars: Kawah Beku hingga Gunung Api Raksasa
Baca Juga: Awan Misterius di Puncak Gunung di Mars Punya Kesamaan dengan di Bumi
Oleh karena itu, para peneliti memiliki bukti yang sangat kuat bahwa kondisi yang memungkinkan munculnya kehidupan telah ada di Mars jauh sebelum Bumi.
Melalui meteorit yang berusia miliaran tahun, para peneliti dapat melihat sejarah masa lalu Mars. Meteorit itu pernah menjadi bagian dari kerak asli Mars dan menawarkan wawasan unik tentang apa yang terjadi pada saat tata surya terbentuk.
Seluruh rahasia tersembunyi dalam cara permukaan Mars diciptakan—dan di mana meteorit pernah menjadi bagiannya—karena itu adalah permukaan yang tidak bergerak. Di Bumi kebalikannya. Lempeng tektonik bergerak terus-menerus dan didaur ulang di bagian dalam planet.
“Lempeng tektonik di Bumi menghapus semua bukti tentang apa yang terjadi dalam 500 juta tahun pertama sejarah planet kita. Lempeng terus bergerak dan didaur ulang kembali dan dihancurkan ke bagian dalam planet kita. Sebaliknya, Mars tidak memiliki lempeng tektonik seperti itu. permukaan planet menyimpan catatan sejarah paling awal planet ini," jelas Bizzarro.
Bukti yang ditemukan oleh para peneliti ini benar-benar menunjukkan bahwa sebagian besar air yang membentuk samudra global purba di Mars tersebut berasal dari meteorit chondrite yang kaya karbon dari tata surya luar.
Para peneliti juga menemukan bahan yang cukup untuk memperkirakan berapa banyak meteorit yang jatuh ke Mars. Dan itu, catat mereka, memungkinkan mereka untuk memperkirakan berapa banyak air yang dibawa ke planet ini.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa meteorit tersebut 10% air. Itu memungkinkan mereka untuk menghitung berapa banyak air yang kemungkinan dikirim ke planet ini—cukup untuk menutupi seluruh permukaan hingga kedalaman 300 meter. Temuan ini menunjukkan bahwa asteroid yang kaya air adalah sumber utama air yang mengisi lautan Mars. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar air di benda lain di tata surya kemungkinan juga berasal dari luar tata surya melalui meteorit.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR