Ketika Dinasti Manchu atau Qing menggulingkan Ming pada tahun 1644, kepopuleran anjing Peking tidak surut. Konon, Ibu Suri Cixi sangat menyukai anjing Peking. Selama pemulihan hubungan dengan orang barat setelah Pemberontakan Boxer, ia memberikan anjing Peking sebagai hadiah kepada tamu Eropa dan Amerika. Ibu suri sendiri punya satu anjing kesayangan yang diberi nama Shadza, yang artinya "bodoh".
Di masa pemerintahan Ibu Suri Cixi, Kota Terlarang (Forbidden City) memiliki kandang marmer yang dilapisi bantal sutra. Bantal sutra itu digunakan sebagai tempat tidur anjing Peking. Hewan-hewan itu mendapat beras dan daging kualitas tertinggi untuk makanannya. Sekelompok kasim ditugaskan untuk menjaga dan memandikan anjing aristokrat tersebut.
Baca Juga: Mental Terjaga, Fisik Terpelihara, Manfaat Memelihara Anjing yang Patut Diketahui
Baca Juga: Anjing, Sahabat Orang Mesir Kuno yang Diasosiasikan dengan Anubis
Baca Juga: Deretan Makhluk Mitologi Yunani Paling Aneh, Ada Anjing Berkepala Tiga
Baca Juga: Saat Manusia Stres, Anjing dapat Mengetahuinya dari Bau Keringat
Ketika Dinasti Qing jatuh pada tahun 1911, anjing manja kaisar menjadi sasaran kemarahan nasionalis Tiongkok. Hanya sedikit yang selamat dari Kota Terlarang.
Berkat Cixi, ras ini tetap hidup. Anjing Peking hadiah Cixi kepada orang barat menjadi suvenir dari dunia yang hilang. Anjing Peking menjadi anjing peliharaan dan anjing pertunjukan favorit di Inggris Raya dan Amerika Serikat hingga pertengahan abad ke-20.
Kini, Anda dapat melihat anjing Peking di Tiongkok. Tentu saja, di bawah pemerintahan Komunis, anjing Peking tidak lagi diperuntukkan bagi keluarga kekaisaran saja. “Siapa saja bebas untuk memilikinya,” kata Szczepanski.
Anjing-anjing itu sendiri tampaknya tidak menyadari bahwa mereka tidak lagi memiliki status kekaisaran. Namun, sejak pemerintahan Kaisar Lingdi hingga kini, sifat-sifat anjing Peking seakan tidak pernah berubah.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR