Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontologi telah menemukan fosil burung era dinosaurus di Patagonia selatan, Argentina. Fosil tersebut diidentifikasi sebagai genus dan spesies baru burung enantionithine.
Temuan tersebut telah dijelaskan dalam makalah di jurnal Cretaceous Research dengan judul "New enantiornithine bird from the uppermost Cretaceous (Maastrichtian) of southern Patagonia, Argentina."
Fosil tersebut berupa humerus kanan parsial yang kemudian dideskripsikan hidup di Patagonia Argentina selama zaman Maastrichtian dari Cretaceous terakhir, antara 70 dan 66 juta tahun yang lalu.
Secara ilmiah, spesies baru burung ini bernama Yatenavis ieujensis, spesies itu relatif kecil, seukuran burung pipit.
Ini mewakili keberadaan Enantiornithes yang paling selatan dan salah satu yang termuda, kelompok burung paling beragam yang dikenal pada periode Cretaceous atau zaman kapur.
“Enantiornithes adalah kelompok burung Mesozoikum yang paling tersebar luas dan beragam, menempati berbagai ceruk ekologis, sebanding dengan Neornithes yang masih ada,” kata Gerardo Álvarez Herrera, ahli paleontologi di Museo Argentino de Ciencias Naturales 'Bernardino Rivadavia' dan CONICET, dan karya rekan dari Argentina dan Jepang.
“Catatan fosil mereka kaya dari Zaman Kapur Awal, terutama dari lokasi penting seperti Jehol, Changma, dan Las Hoyas.”
Menurut mereka, sisa-sisa fosil dari lokasi ini memberikan informasi berharga tentang keanekaragaman dan evolusi awal burung-burung ini, meskipun mereka sering dipadatkan dan diawetkan dalam dua dimensi.
“Namun demikian, burung-burung ini memiliki catatan yang relatif langka di Zaman Kapur Akhir,” tambah mereka.
"Namun, di Amerika Selatan, yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu enantiornithine Kapur Awal kurang terwakili sedangkan catatan mereka sebagian besar berasal dari lapisan Kapur Akhir."
Bagian distal humerus kanan Yatenavis ieujensis ditemukan di singkapan Formasi Chorrillo di Estancia La Anita di provinsi Santa Cruz Argentina.
Source | : | Cretaceous Research,Sci-News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR