Ketika dihadapkan pada konteks yang sama sebulan kemudian, tikus membeku sebagai respons, menunjukkan bahwa mereka dapat mengingat kembali kenangan ketakutan yang jauh.
Para peneliti menunjukkan bahwa koneksi (sinapsis) antara neuron memori di PFC, yang disebut sirkuit memori prefrontal, secara bertahap diperkuat dengan waktu setelah pembelajaran rasa takut, dan penguatan tersebut membantu PFC secara permanen menyimpan kenangan rasa takut yang jauh.
Baca Juga: Merokok Meningkatkan Kemungkinan Kehilangan Ingatan dan Kebingungan
Baca Juga: Mengapa Kita Sering Tak Bisa Mengingat Mimpi? Ternyata Ini Alasannya
Baca Juga: Tumbuhan Beradaptasi dengan Perubahan Iklim Melalui Ingatan Epigenetik
Baca Juga: Studi Terbaru: Melamun Bantu Otak Kembalikan Ingatan yang Samar
Selanjutnya, untuk memadamkan memori rasa takut jarak jauh pada tikus, para peneliti berulang kali memaparkan tikus ke konteks prediksi rasa takut yang sama tetapi tanpa rangsangan permusuhan. Hasilnya adalah respons rasa takut yang berkurang terhadap konteks.
Studi tikus ini, menurut peneliti, dapat mengarah pada terapi baru untuk orang yang hidup dengan PTSD atau gangguan stres pasca trauma.
“Mengingat pasien PTSD menderita ingatan ketakutan yang terbentuk di masa lalu, penelitian kami memberikan wawasan penting dalam mengembangkan strategi terapeutik untuk menekan ketakutan kronis pada pasien PTSD,” katanya.
Selanjutnya, tim Cho berencana untuk secara selektif melemahkan sirkuit memori prefrontal dan memeriksa apakah manipulasi ini menekan ingatan ingatan jarak jauh.
"Kami berharap hasilnya akan berkontribusi untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif dalam PTSD dan gangguan terkait rasa takut lainnya," kata Cho.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Nature Neuroscience,University of California |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR