Lantas, bagaimana dengan bumi-super? Planet berbatu ini memiliki atmosfer hidrogen yang membuatnya seperti gas raksasa. Meski demikian, lokasinya berada dekat dengan bintangnya, menjadi zona layak huni seperti Bumi.
Kemungkinan besar, planet bumi-super awalnya seperti 'kacang polong' di luar angkasa. Batygin dan Morbidelli berpendapat, mungkin pembentukan planet di sekitar bintang sebagian besar sama. Konsentrasi besar material batuan padat terjadi pada pita sempit di cakram protoplanet yang disebut garis sumblimasi silikat. Wilayah ini akan membuat uap silikat mengembun untuk membentuk kerikil dan membantu.
"Jika Anda adalah butiran debu, Anda merasakan angin sakal yang cukup besar di cakram karena gas mengorbit sedikit lebih lambat, dan Anda berputar ke arah bintang; tetapi jika Anda dalam bentuk uap, Anda hanya berputar ke luar, bersama dengan gas dalam cakram yang mengembang. Jadi tempat di mana Anda berubah dari uap menjadi padat adalah tempat material terakumulasi," kata Batygin.
Baca Juga: Planet Ekstrasurya Hasil Pantauan Teleskop James Webb Pertama Kalinya
Baca Juga: Eksperimen Terbaru: Planet Mars Tidak Memiliki Oksigen di Masa Lalunya
Baca Juga: Planet Ini Berputar Menuju Kehancurannya di Sekitar Bintang yang Menua
Baca Juga: Jelajahi Kemungkinan Kehidupan dalam Gua Hunian di Luar Planet Bumi
Batygini dan Morbidelli juga menambahkan, proses embentukan bumi-super, dengan satelit-satelit alami berukuran besar di Jupiter (Io, Europa, Callisto, dan Ganymede).
Benda antariksa itu terbuat dari debu dan bebatuan yang kokoh, sehingga menyerupai satelit Jupiter. Lalu, planet itu bermigrasi keluar dari cincin protoplanet karena digerakkan oleh gas. Selama itu mereka bertumbuh, dan berhenti ketika sudah di luar dari cincin gas. Inilah yang membuatnya memiliki ukuran yang besar.
Cakram protoplanet yang baru diidentifikasi ini juga bisa dipbilang sebagai 'pabrik pembuatan planet'. Dari waktu ke waktu, 'pabrik' ini menghasilkan beberapa planet berbatu berukuran sama. Selain itu, saat planet tumbuh cukup masif, interaksinya dengan cakram akan cenderung menarik dunia ini ke dalam, lebih dekat ke bintang.
Source | : | eurekalert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR