Ekspatriat datang dari seluruh Asia seperti Persia, Arab, India, Korea, dan Asia Tenggara dan Tengah. Kota-kota Tiongkok menjadi pusat perdagangan dan perdagangan yang ramai, berlimpah penduduk asing dengan beragam kekayaan budaya.
Kota-kota pelabuhan selatan seperti Kanton dan Fuzhou dipenuhi orang asing. Pasalnya perdagangan meluas di Asia Tenggara dan di sepanjang pesisir Tiongkok.
Dengan masuknya orang asing dan keragaman budaya yang dihasilkan, kesukaan akan segala sesuatu yang berbau eksotis pun bermunculan. Orang Tiongkok mengembangkan kegemaran akan mode, makanan, dan musik asing. Dinasti Tang pun identik dengan kosmopolitan nan glamor.
Perkembangan musik dan tarian
Musik dan tarian di zaman ini mendapat pengaruh dari budaya asing. Di istana Tang, ada total sembilan ansambel musik, memainkan semua jenis musik dari seluruh Asia.
Beberapa alat musik asing didatangkan termasuk alat musik perkusi seperti lonceng dan simbal dari India. Sedangkan obo, miniatur gendang, dan seruling didatangkan dari Kucha. Instrumen dari Persia seperti pipa diberikan sebagai hadiah.
Tarian budaya asing juga menjadi sangat populer di Dinasti Tang. Patung periode Tang dari koleksi Universitas Cambridge menggambarkan seorang wanita penari dengan pinggul yang bergoyang dan gerakan lengan yang bergelombang.Gerakan itu tampaknya mirip dengan Raqs Timur Tengah.
Makanan
Masuknya makanan baru yang lezat yang diimpor dari seluruh daratan dan lautan memastikan semakin populernya masakan asing. Bahan-bahan baru yang eksotis digunakan dalam kuliner Tiongkok saat itu.
Orang Tiongkok memperoleh rempah-rempah dari anak benua India seperti kapulaga. Buah baru diperkenalkan; mangga dari Asia Tenggara, serta akar ginseng dari Korea. Tidak ketinggalan kurma, buah ara, dan persik emas dari Samarkand. Berkat pengaruh impor Asia Tengah dan Timur Tengah, daging eksotis seperti unta juga ada di menu Dinasti Tang.
“Ada juga permintaan besar di Tang China untuk impor baru lainnya yaitu gula,” Barett menambahkan. Utusan India dari istana Kaisar Harshavardhana (yang memerintah India utara dari 606-647 Masehi) membawa dua pembuat gula saat itu. Keduanya mengajari orang Tiongkok cara menanam tebu.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR