Nationalgeographic.co.id—Berdiri di dekat garis patahan terbesar di Anatolia, Kota Istanbul di Turki selalu berada dalam bahaya jika dilanda gempa bumi. Gempa-gempa pada masa lalu telah menghancurkan kota itu lebih dari satu kali.
Penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa Istanbul diguncang oleh lebih dari 500 gempa bumi besar sejak kota itu didirikan. Beberapa di antaranya adalah gempa bumi yang terjadi karena garis patahan di sekitar kota dan menyebabkan kerusakan parah. Beberapa lainnya disebabkan oleh garis patahan di wilayah Thrace dan İzmit-Düzce dan menyebabkan lebih sedikit kerusakan.
Gempa pertama yang tercatat di kota itu setidaknya adalah pada dua puluh tahun setelah Kaisar Romawi Konstantinus I, yang dikenal sebagai Konstantinus Agung, mendirikan Konstantinopel (Istanbul modern). Pada tahun 342, sebuah gempa bumi terjadi di sebelah timur kota itu, tetapi tidak menyebabkan banyak kerusakan.
Lalu pada 24 Agustus 358, gempa bumi yang meruntuhkan İzmit juga memengaruhi kota kuno Konstantinopel. Gempa bumi yang melanda Konstantinopel pada tahun 402, 412, 417, 423, 437 dan 442 menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada kota tersebut meskipun tidak sebesar gempa pada tahun 358. Kota ini terus diguncang gempa pada tahun 450, 477, 487, 525 dan 533.
Gempa yang melanda Kota Konstantinopel pada 16 Agustus 542 sangat besar. Banyak rumah, tembok kota, dan patung hancur dan ribuan orang meninggal. Kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi pada tanggal 7 Mei 558 setelah gempa bumi 546 dan 557 sangat besar.
Kubah Hagia Sophia runtuh dan ribuan rumah runtuh. Setelah gempa bumi tahun 583 dan 611, Konstantinopel bebas gempa untuk waktu yang lama.
Hampir 130 tahun kemudian, pada 26 Oktober 740, Konstantinopel dilanda gempa besar. Setelah itu, gempa juga terjadi pada 780, 790, 860, 866, 869, 989 dan 1010. Kota ini juga dihancurkan oleh dua gempa bumi pada 13 Agustus 1032 dan 6 Maret 1033 berturut-turut.
Daily Sabah mencatat, gempa bumi pada tahun 1042 dan 1064 juga melanda Konstantinopel. Lalu pada tanggal 1 Maret 1202, terjadi gempa bumi di kota tersebut yang menyebabkan lantai di depan tempat tidur Kaisar Bizantium retak terbuka dan kepala kasim atau agha House of Felicity mati karena jatuh ke dalam lubang.
Dalam gempa dahsyat yang terjadi pada 11 Maret 1231, kota dan tembok kota itu rusak. Pada tanggal 1 Juni 1296, tujuh tahun setelah gempa tahun 1289 yang tidak terlalu besar, gempa besar melanda Istanbul pada malam hari.
Para sejarawan menulis bahwa Istanbul diratakan dengan tanah dalam gempa 1296 ini. Rumah, istana, gereja, dan tembok kota hancur.
Banjir terjadi, dan gempa susulan berlanjut selama dua bulan. Bizantium hidup dalam beberapa hari yang menakutkan.
Kemudian Istanbul dilanda dua gempa bumi berturut-turut pada bulan Januari 1303. Seperti gempa yang terjadi pada saat penunjukan Athanasius I sebagai patriark untuk kedua kalinya, kabar mulai beredar dari orang-orang religius pada masa itu yang mengatakan bahwa sang patriark kurang saleh sehingga wilayahnya diberi bencana.
Baca Juga: Gempa Turki dan Suriah Meruntuhkan Warisan Budaya dan Bersejarah
Baca Juga: Apa Pendapat Para Ilmuwan tentang Gempa Turki–Suriah yang Mematikan?
Baca Juga: Pelajaran Gempa Turki: Bagaimana Kesiapsiagaan Gedung Tinggi Indonesia
Gempa bumi selanjutnya tahun 1332 menghancurkan banyak rumah dan gereja beserta patung-patungnya. Gempa pada 18 Oktober 1343 juga begitu dahsyat. Tembok kota dan Hagia Sophia rusak.
Meski Bizantium senang bahwa Kekaisaran Ottoman dikalahkan oleh Kekaisaran Timurid pada tahun 1402, gempa bumi di Konstantinopel mengganggu kegembiraan mereka. Ditegaskan bahwa telah terjadi tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi tahun 1419. Gempa bumi terakhir di Istanbul selama Periode Bizantium terjadi pada tahun 1437.
Pada periode Ottoman, gempa besar melanda Istanbul pada 1488, 1509, dan 1556. Tahun 1648, 1690, dan 1719 juga tercatat sebagai tahun gempa di sana.
Gempa melanda Istanbul lagi pada 1766, 1855, dan 1894. Gempa bumi besar terakhir yang memengaruhi Istanbul selama periode Ottoman adalah yang berkekuatan 7,3 pada 9 Agustus 1912.
Lalu akhirnya di era Republik Turki, gempa besar baru saja terjadi pada 2023 ini, tepatnya tanggal 6 Februari dini hari waktu setempat. Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo ini merusak wilayah Suriah juga.
Gempa ini menewaskan setidaknya lebih dari 5.000 orang dan jumlah tersebut kemungkinan bakal terus bertambah seiring dengan upaya pencarian dan evakuasi korban.
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR