Baca Juga: Mengungkap Misteri Bakteri yang Menghasilkan Spiritus dari Udara
Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Sintesis Metana Tak Terduga dari Berlian dan Grafit
Baca Juga: Bill Gates Minta Negara-Negara Kaya Mulai Beralih ke Daging Sintetis
Akhirnya, murid-muridnya melacak beberapa kanguru, mengambil sampel, dan mengetahui bahwa proses produksi asam asetat khusus hanya terjadi pada bayi kanguru.
Karena tidak dapat memisahkan bakteri spesifik yang mungkin menghasilkan asam asetat, para peneliti menggunakan kultur campuran stabil yang dikembangkan dari kotoran bayi kanguru.
Setelah awalnya mengurangi bakteri penghasil metana dalam reaktor mereka dengan bahan kimia khusus, bakteri asam asetat mampu menggantikan mikrob penghasil metana selama beberapa bulan dengan tingkat pertumbuhan yang sama dengan mikrob penghasil metana.
Sementara para peneliti telah menguji sistem mereka dalam simulasi rumen, mereka berharap untuk mencobanya pada sapi sungguhan di masa mendatang.
"Ini adalah budaya yang sangat bagus. Saya yakin ini menjanjikan," kata Ahring. "Akan sangat menarik untuk melihat apakah budaya itu dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama, jadi kita hanya perlu menghambat produksi metana dari waktu ke waktu. Kemudian, itu sebenarnya bisa menjadi praktik."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR