Misalnya, ketika mulai padat karena kendaraan harus berhenti, kendaraan ini memberi informasi untuk kecepatan yang diperlukan agar tidak bertabrakan.
Dalam lalu lintas yang beragam, kendaraan dengan pengemudi manusia akan diberitahu agar bisa mengikuti kendaraan di depannya berkat lampu warna putih. Warna putih bisa menginstruksikan kendaraan pintar untuk bisa berhenti, dan lanjut jika memang sudah saatnya berjalan.
"Memberikan beberapa kontrol arus lalu lintas ke AV adalah ide yang relatif baru, yang disebut paradigma kontrol seluler," kata Hajbabaie. "Ini dapat digunakan untuk mengoordinasikan lalu lintas dalam skenario apa pun yang melibatkan AV."
Baca Juga: Tingkat Polusi Lalu Lintas Bisa Merusak Fungsi Otak dalam Hitungan Jam
Baca Juga: Legalisasi Ganja Terkait dengan Kecelakaan Lalu Lintas dan Kematian
Baca Juga: Dalam Buruknya Lalu Lintas, Ada Korelasi Pemerintahan yang Korup
Baca Juga: Tren Mobil Listrik, Bisakah Menjadi Solusi Mengatasi Polusi Udara?
Tim peneliti juga telah mencoba mode simulasi. Kendaraan otonom seperti ini dapat meningkatkan arus lalu lintas dengan sendirinya. Karena kecepatan bisa ditentukan, penggunaan bahan bakarnya menjadi lebih berkurang.
Mereka mengungkapkan, semakin tinggi persentase mobil AV di persimpangan, semakin cepat lalu lintas bisa bergerak. Peningkatannya dari 40 hingga 99 persen untuk menghindari pengurangan penundaan total.
"Tapi kami pikir penting untuk menggabungkan konsep lampu putih di persimpangan karena ini memberi tahu pengemudi manusia apa yang terjadi. Sehingga, mereka tahu apa yang harus dilakukan saat mendekati persimpangan," lanjut Hajbabaie.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR