Qiu percaya Li Yan akan menjadi investasi politik yang sangat baik dan mudah dimanipulasi, seperti kaisar-kaisar sebelumnya. Li Yan pun naik takhta dan menjadi Kaisar Wuzong dari Dinasti Tang.
Pada awalnya, seperti yang diharapkan Qiu, Kaisar muda Wuzong menghormatinya dan hampir mengikuti semua sarannya.
Di saat yang sama, Wuzong juga sangat mempercayai seorang politikus cerdas bernama Li Deyu (787—850). Sang kaisar segera menominasikannya sebagai perdana menteri yang paling berkuasa. “Wuzong dan menterinya, Li Deyu, berhasil memberlakukan beberapa pembatasan pada kekuasaan kasim, terutama di militer,” ungkap Denis C. Twichett di laman Britannica.
Kasim Qiu baru menyadari bahwa Wuzong sebenarnya sangat berbakat.
Dengan bantuan perdana menteri yang cerdas, Kaisar Wuzong menghilangkan semua kekuatan Qiu. Mereka secara efisien menekan seluruh kelompok kasim, hanya tiga tahun setelah dia naik takhta.
Pemerintahan luar biasa dari kaisar yang tegas
Setelah menyingkirkan para kasim manipulatif, kaisar mulai berurusan dengan panglima perang yang semakin kuat dan rezim nomaden yang agresif. Semuanya berhasil diselesaikan dengan bantuan Li Deyu.
Li Yan dan Li Deyu menerbitkan beberapa kebijakan ketat untuk mengelola pejabat. Seperti melarang mereka terlibat dalam kegiatan bisnis dan menaikkan gaji pejabat di daerah terpencil atau miskin. Kaisar juga menghukum atau mengeluarkan pejabat yang tidak efisien. Di masanya, pejabat dipilih dari ujian kekaisaran.
Li Deyu memainkan peran penting dalam semua pencapaian itu dan selalu dipercaya oleh kaisar. Kedekatan dan hubungan kerja sama mereka yang luar biasa meningkatkan ekonomi kekaisaran dan kesejahteraan rakyat.
Penindasan terhadap pengikut Buddha
Kaisar Wuzong adalah penganut Taoisme, seperti kebanyakan kaisar lain dari Dinasti Tang. Di masa pemerintahannya, ia menerapkan kebijakan kontroversial untuk membatasi dan menghapus agama Buddha di kekaisaran.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR