Selama masa pemerintahan Li Yan, dia mendapati bahwa agama itu memiliki pengikut banyak yang tinggal di tempat tertentu. Mereka tidak membayar pajak dan memiliki kendali mutlak atas properti tersebut.
Pada tahun 843–845 Kaisar Wuzong, seorang Taois fanatik, mulai menindas pengikut Buddha. Salah satu motifnya adalah ekonomi. Saat itu, Kekaisaran Tiongkok berada dalam krisis keuangan yang serius. Wuzong dan para penasihatnya berharap krisis ini dapat diselesaikan dengan merebut tanah dan kekayaan para pengikut Buddha.
Sebanyak 40.000 tempat pemujaan dan kuil—kecuali beberapa yang terpilih—ditutup. “260.000 biksu dan biksuni dikembalikan ke kehidupan awam,” kata Twichett. Tanah wihara yang sangat luas disita dan dijual serta budak mereka dibebaskan.
Meski penindasan ini tidak berlangsung lama, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terjadi pada institusi Buddhisme. Buddhisme sudah mulai kehilangan momentum intelektual. Penindasan yang terjadi menandai awal dari kemundurannya di Tiongkok.
Kebijakan yang kontroversial itu membuat hampir satu juta orang kembali ke pertanian dan menjadi pembayar pajak. Dalam waktu singkat perbendaharaan kekaisaran pun terisi kembali.
Akhir pemerintahan Kaisar Wuzong
Masa pemerintahan Kaisar Wuzong adalah era yang berkembang. Di masa itu, perbatasan kekaisaran dalam keadaan damai dan rakyat menjalani kehidupan yang stabil. Kaisar Wuzong juga didampingi oleh pejabat kekaisaran yang rajin.
Sementara itu, sang kaisar juga dikenal rendah hati. Ketika pejabat menunjukkan kesalahannya atau memberikan saran yang berharga, Wuzong selalu meminta maaf dan mengikuti saran mereka. Ini merupakan karakter yang sangat baik sebagai seorang kaisar dengan kekuatan terpusat yang besar.
Baca Juga: Alasan Kaisar Tiongkok Xianzong Tidak Punya Ratu, tapi Haremnya Banyak
Baca Juga: Akibat Ramuan Keabadian, Kaisar Tiongkok Jiajing Hampir Dibunuh Harem
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Daoguang, Jadi Saksi Invasi Asing dan Awal Era Modern
Baca Juga: Kisah Kaisar Kuning 'Huang Di' yang Legendaris, Leluhur Orang Tionghoa
Pemerintahannya luar biasa tetapi relatif singkat. Enam tahun setelah penobatannya, Wuzong tiba-tiba meninggal dunia di usia 32 tahun. Penyanyi bernama Wang bunuh diri dan meninggalkan dunia bersamanya.
Kematiannya yang tiba-tiba menimbulkan banyak kecurigaan. Pasalnya, kaisar menghilangkan kekuatan kelompok kasim dan sangat ketat terhadap pejabat korup. Wuzong juga melemahkan klan aristokrat dengan memilih lebih banyak pejabat dari ujian kekaisaran.
Maka tidak heran jika banyak orang berniat untuk menyingkirkannya dari takhta.
Setelah kepergiannya, beberapa kasim mendukung pamannya Li Chen sebagai kaisar berikutnya. Pada saat yang sama, kelima putra Li Yan menghilang dari dokumentasi sejarah.
Pemerintahan singkat Kaisar Wuzong dari Dinasti Tang membawa kemakmuran dan kestabilan bagi rakyatnya. Namun di sisi lain, ia juga menindas para pengikut Buddha. Meski penindasannya tidak berlangsung lama, ini cukup mencoreng sejarah kepemimpinannya.
Source | : | Britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR